ADA beberapa cara merawat ulos agar warnanya tidak cepat pudar dan seratnya tetap awet, terutama pada ulos yang menggunakan pewarna alami.
Ulos merupakan wastra bernilai tinggi yang dibuat melalui proses panjang dan penuh ketelitian. Maka dari itu, perawatannya tidak bisa disamakan dengan kain biasa.
Baca juga: Simak Lima Jenis Kain yang Tidak Menyerap Keringat
Simak Lima Cara Merawat Kain Ulos agar Tetap Awet
Berikut cara merawat ulos agar tetap awet:
Tidak perlu sering dicuci
Ulos sebenarnya tidak dianjurkan untuk sering dicuci. Perawatan terbaik adalah mengangin-anginkan kain tersebut di tempat teduh. Cara ini membantu menyegarkan ulos tanpa merusak warnanya.
Bila pencucian memang diperlukan, barulah digunakan sabun khusus seperti sabun batik yang lebih lembut dibandingkan detergen biasa.
Cuci dengan tangan dan minim bahan kimia
Ulos harus selalu dicuci dengan tangan. Mesin cuci berpotensi merusak serat dan membuat motif cepat berubah bentuk.
Penggunaan sabun sangat minimal, sekadar cukup untuk membersihkan, tanpa bahan kimia kuat yang dapat mengikis warna.
Kain tenun, terutama ulos, memerlukan perlakuan lembut karena proses pembuatannya sendiri sangat panjang dan rumit.
Hindari paparan matahari langsung
Ulos yang menggunakan pewarna alam sangat sensitif terhadap cahaya matahari. Paparan yang terlalu kuat memungkinkan warna pada ulos jadi cepat memudar.
Oleh sebab itu, penjemuran sebaiknya dilakukan di tempat teduh, bukan langsung di bawah sinar matahari.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Simpan di tempat kering dan tidak lembap
Dalam budaya Batak, banyak keluarga memiliki lemari khusus untuk menyimpan ulos agar tetap terjaga kualitasnya.
Ulos memang sebaiknya disimpan di tempat yang kering, tidak lembap, dan sedikit lebih sejuk. Kelembapan bisa menyebabkan ulos berjamur atau seratnya melemah.
Gulung ulos dengan kertas antiasam
Untuk menjaga kualitas ulos agar tetap maksimal, penyimpanan dilakukan dengan sangat hati-hati. Menggunakan kertas antiasam (anti acid paper) untuk menggulung ulos, sehingga kain lebih terlindungi dari kelembapan dan warnanya tidak mudah memudar.
Di sisi lain, ulos merupakan hasil kerja tangan yang dibuat melalui proses panjang dan sarat nilai budaya. Oleh sebab itu, merawatnya dengan hati-hati bukan sekadar menjaga kainnya, tetapi juga menghormati warisan Batak yang dibawa dan menghargai para penenunnya. [Din]





