KEMERDEKAAN merupakan terbebasnya sebuah bangsa dari penjajahan, tekanan, penindasan, dan perbudakan.
Tanggal 17 Agustus 1945 memiliki makna luar biasa buat bangsa Indonesia. Inilah hari di mana Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Tanggal itu bertepatan dengan tanggal 9 Ramadan 1364 Hijriyah. Ramadan adalah bulan kesembilan dalam urutan bulan tahun Hijriyah. Dan tanggal 9 Ramadan menyimbolkan angka 99 yang merupakan jumlah Asmaul Husna.
Hari pada tanggal itu bertepatan dengan Hari Jumat yang merupakan sayyidul ayyam atau penghulu dari segala hari.
Penyusunan naskah proklamasi yang dilakukan Presiden Soekarno, Mohammad Hatta, dan lainnya dilakukan selepas mereka makan sahur di sebuah rumah seorang perwira Jepang yang mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Soekarno dan Hatta digambarkan dalam keadaan sangat lelah karena baru tiba dari pengasingan di Rengas Dengklok Karawang. Mereka baru tiba di lokasi sekitar jam sebelas malam.
Namun proklamasi kemerdekaan tak lagi bisa ditunda. Hal ini karena negara-negara sekutu yang menang perang melawan Jepang akan segera balik menjajah Indonesa.
Hikmah Kemerdekaan
Secara tersurat memang Al-Qur’an tidak menyebutkan hal tentang kemerdekaan. Tapi hikmah dan nilai kemerdekaan tersirat di beberapa momen yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Antara lain ketika Nabi Ibrahim alaihissalam mengajak umatnya untuk berani ‘memerdekakan diri’ melawan tekanan dan penguasaan seorang raja zalim, Raja Namruz.
Begitu pun Al-Qur’an mengisahkan tentang perjuangan Nabi Musa alaihissalam yang memimpin umatnya untuk melawan kezaliman Raja Fir’aun yang menjajah mereka begitu lama.
“Musa berkata kepada kaumnya, ‘Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah, diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-A’raf: 128)
Ketika kota Mekah berhasil ditaklukkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpidato di tengah warga kota suci itu.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya darah dan hartamu haram bagimu satu dengan yang lain kecuali dengan cara yang sah, sampai kalian berjumpa dengan Allah. Sebagaimana, haram atas kalian pada hari ini, pada bulan ini, dan di negeri kalian ini.” (HR. Bukhari)
Dengan kata lain, makna penaklukan Mekah adalah pembebasan warga Mekah dari segala kezaliman oleh siapa pun.
Inilah hikmah kemerdekaan di mana setiap manusia memiliki kehormatan yang sama. Dan kemuliaan mereka hanya berbeda dari takwanya di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Dirgahayu Republik Indonesia. Semoga selalu dalam keberkahan Allah subhanahu wata’ala, sebagai negara yang baldatun thayyibatun, wa robbun ghafuur. [Mh]