HARI Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Inilah kekhasan pendidikan Islam di Indonesia yang memadukan tarbiyah Islam dan budaya lokal.
Usia pesantren di Indonesia sudah berumur ratusan tahun. Dimulai oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Ampel di Surabaya dan diteruskan oleh para ulama di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan seluruh wilayah Indonesia.
Dahulu, bisa dibilang, kalau pesantren tumbuh secara spontanitas. Para santri bersama masyarakat mendirikan padepokan atau rumah nginap sederhana untuk bisa fokus belajar kepada seorang kiyai.
Awalnya jumlah santri yang belajar ke seorang kiyai masih di bawah bilangan jumlah jari tangan. Tapi terus berkembang, hingga angka ribuan.
Misalnya, pada tahun 1899, Kiyai Hasyim Ashari awalnya memiliki santri hanya 8 orang. Tiap bulan, jumlah santri bertambah dan terus bertambah. Jadilah kemudian sebuah pesantren Tebuireng di Jombang.
Siapa sangka, santri-santri yang dulunya berjumlah sedikit, berkembang membangun sebuah organisasi keislaman besar seperti Nahdhatul Ulama. Perjalanan yang sama juga berlangsung pada Kiyai Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah, meskipun dengan metode yang berbeda.
Para santri yang senior-senior ini kemudian kembali ke kampung halaman mereka. Mereka pun membangun pesantren baru dengan santri-santri baru yang juga berjumlah besar.
Bisa dibilang, perkembangan dakwah di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kiprah para santri yang terus mengembangkan dakwah mereka. Pengaruhnya begitu terasa dalam sosok kepemimpinan di daerah dan pusat.
Ada santri yang akhirnya menjadi pejabat pemerintahan, aparat keamanan: TNI dan Polri, kaum profesional, hingga seniman.
Kementerian Agama mencatat, jumlah pesantren dan santri tahun 2023/2024 sebanyak 39.551 pesantren dengan jumlah santri 4,9 juta orang. Angka itu belum termasuk pesantren dan santri yang tidak tercatat di kementerian.
Dari sekian banyak pesantren di Indonesia, Pesantren Darussalam Gontor memiliki santri paling banyak. Diikuti oleh sejumlah pesantren besar lainnya di seluruh Indonesia, seperti Sidogiri, Lirboyo, Langitan, Tebuireng, dan masih banyak yang lainnya.
Inilah kekhasan dakwah Islam di Indonesia yang sudah berumur ratusan tahun. Mereka seperti tiang-tiang kokoh dakwah Islam di Indonesia, menjangkau bukan hanya perkotaan tapi juga di pelosok negeri.
Selamat Hari Santri. Semoga keberkahan senantiasa terlimpah untuk negeri Indonesia. [Mh]