ChanelMuslim.com- Hari ini umat Islam melaksanakan wukuf di Arafah. Inilah salah satu agenda utama haji yang tetap dilaksanakan walau di masa pandemi. Tapi dengan jamaah yang sangat minim: sekitar 60 ribu orang.
Inilah kali kedua haji dilaksanakan di masa pandemi. Sedih dan prihatin. Sedih karena jutaan umat di seluruh dunia kehilangan kesempatan untuk berhaji. Meskipun mereka mampu. Meskipun mereka sehat. Bahkan meskipun mereka punya kuasa.
Prihatin karena pandemi masih menjadi “penghalang” umat di seluruh dunia untuk berziarah ke tanah suci. Meskipun pandemi sudah berlalu satu setengah tahun lebih.
Angka 60 ribu menunjukkan sekitar 2,5 persen dari jumlah jamaah haji di kala normal. Pada tahun 2019, total jamaah haji yang ikut wukuf di Arafah sekitar 2,5 juta orang.
Itu pun hasil dari saringan kesehatan yang begitu ketat. Tidak kurang dari 550 ribu warga dunia yang mendaftar. Selain berdomisili di Saudi, calon peserta disyaratkan sudah vaksin. Tapi, yang lolos hanya 60 ribu saja.
Syukurnya, Indonesia masih diwakili WNI yang berdomisili di sana. Jumlahnya tidak banyak. Sekitar 320 orang, atau sekitar 0,5 persen. Padahal jika dalam kondisi normal, jamaah haji Indonesia bisa mencapai 10 persen dari total jamaah yang hadir.
Pada kondisi normal, jamaah haji di tanah air yang bisa berangkat tidak cukup hanya mampu secara biaya dan sehat saja. Tapi juga harus melalui antrian panjang, tidak kurang dari 10 tahun antrian.
Kini, antrian itu kian bertambah panjang. Panjang bukan karena jumlah jamaah yang mendaftar kian membludak. Tapi karena pandemi yang belum teratasi. Tak seorang pun mampu memprediksi secara tepat kapan wabah ini berakhir.
Meski begitu, calon jamaah haji tentunya tidak perlu risau dan galau dengan fenomena ini. Tetaplah pasang niat dan persiapan seolah haji akan berangkat tahun ini dan depan.
Kalaupun kenyataannya berkata lain, selama kita sabar dan ikhlas, Allah tetap akan memberikan pahala haji. Meskipun fisik kita masih di tanah air. [Mh]