ANTARA dikabulkan dan tidak dikabulkannya doa. Ustaz Adi Hidayat sampaikan dalam akun youtubenya.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 186 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Allah berbicara dalam ayat ini, jika kita seorang hamba yang mau mendekat dan ingin berkonsultasi kepada Allah, maka berdoalah.
Jika ditinjau dari sisi psikologi, jawaban ini sangat luar biasa menenangkan bagi yang mendengar.
Ustaz Adi Hidayat beri contoh hal lain, “Misal ada yang bertanya, ustaz jadi datang atau tidak? Ada yang menjawab, ustaz sudah dekat.”
Jawaban ini memberikan kesan kepada hati untuk menanti kesiapan dan mendengar sesuatu atau ilmu yang akan disampaikan nantinya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Begitu juga para sahabat dahulu yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dengan begitu ketika mendengar jawaban dari Allah “Sesungguhnya Aku dekat,” memberikan rasa di jiwa kesiapan untuk mendekat kepada-Nya.
Baca juga: Doa untuk Orang Sakit Keras
Antara Dikabulkan dan Tidak Dikabulkannya Doa
Adapun motif orang yang mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala umumnya ada 2 macam. Bertobat atau meminta.
Ada juga orang sholeh yang bagaimanapun keadaannya tetap terus berdoa kepada Allah meminta penjagaan dari-Nya.
Semua itu tidak menjadi masalah, karena Allah tempat sebaik-baiknya meminta.
Sebelum kita mulai berdoa, Allah sudah menjawab bahwa doa tersebut pasti akan Allah kabulkan.
Allah pasti akan menjawab doa tersebut, dan jawaban dari doa adalah yang kita butuhkan. Bukan apa yang kita inginkan.
Jadi, jika yang dibutuhkan tersebut sesuai dengan maslahat dunia dan akhirat, maka pasti akan Allah kabulkan.
Adapun jika memang itu sebuah kebutuhan dan bermaslahat untuk dunia dan akhirat, berarti ditangguhkan.
Bisa jadi keadaan yang belum siap untuk menerimanya.
Jangan kita yang manusia biasa, Nabi saja pernah merasakannya.
Saat peristiwa perpindahan kiblat. Nabi meminta dengan waktu yang lama dan dikabulkannya tidak segera.
Karena kondisi umat Islam saat itu belum siap. Ketika sudah siap, barulah Allah mengabulkan permintaan tersebut.[Sdz]