ChanelMuslim.com- Sejak hasil Ijtima’ Ulama yang merekomendasikan Ustaz Abdul Somad (UAS) sebagai salah satu cawapres Prabowo diumumkan ke publik, nama ulama Riau ini kian menjadi sorotan. Dengan santun beliau menolak, tapi umat menanti kesediaan beliau menerima amanah besar ini.
Entah sudah berapa tim yang terbentuk secara spotan yang khusus melakukan lobi dengan Ustaz Somad. Tim itu terbentuk secara spontan, tidak ada kepentingan apa pun kecuali sebagai perpanjangan tangan suara umat demi kemaslahatan bangsa ini.
Mereka berharap dengan sangat agar sosok ulama dambaan umat ini bisa menerima tawaran besar itu. Ada yang berkunjung ke rumah beliau, menunggu siang malam untuk mendapatkan momen yang pas untuk bisa mengungkapkan tawaran tersebut.
Ada pula yang melalui alat komunikasi. Ada yang menayangkan video melalui medsos, dengan harapan bisa disimak oleh Ustaz Somad. Dan, ada pula yang langsung “menembak” di depan publik, seperti yang dilakukan Marzuki Ali saat acara tablig akbar belum lama ini.
Mantan Ketua DPR ini menyatakan, antara lain, kalau Ustaz Somad ingin menjadi suluh (pelita), bukankah itu hanya untuk menerangi orang-orang sekitarnya. Kenapa tidak ingin menjadi mentari yang mampu menerangi seluruh negeri.
Kalau Ustaz Somad, lanjut Marzuki Ali, hanya ingin menjadi setetes embun untuk menyegarkan sahara, kenapa tidak ingin menjadi telaga yang bermanfaat untuk umat.
Seorang anggota tim pelobi lain mengungkapkan betapa mereka sudah berusaha membujuk Ustaz lulusan Al-Azhar Mesir ini, tapi masih belum berhasil.
“Sampai saat ini, Ustaz Somad masih tetap dengan pendiriannya. Tapi, terakhir beliau memohon bantuan doa dari umat agar Allah swt. bisa memberikan yang terbaik,” ucapnya.
Ustaz Somad, antara suasana diri dengan harapan umat
Memang tidak mudah jika membayangkan menjadi Ustaz Abdul Somad saat ini. Berat, bahkan sangat berat. Ada konflik batin antara apa yang ia biasa hadapi dan lakukan, dengan apa yang diharapkan umat saat ini.
Selama ini, Ustaz Somad boleh dibilang sudah meraih apa yang biasa dicita-citakan para dai. Baik dari segi sambutan umat, maupun dari segi materi. Cukuplah untuk seorang dai yang tidak pernah bersentuhan dengan politik dan kekuasaan.
Para ulama, termasuk Ustaz Somad, hanya bisa mengungkapkan keprihatinan dengan kondisi bangsa. Mereka pun membimbing umat untuk bisa sukses keluar dari berbagai krisis.
Hingga ada Ijtima’ Ulama di konteks pilpres 2019. Inilah yang boleh jadi momen yang belum pernah dirasakan begitu beratnya oleh seorang Ustaz Somad.
Beliau mungkin beranggapan kalau hal itu hanya aspirasi biasa seperti halnya aspirasi yang selama ini ramai dalam dunia politik. Dan, ia pun bisa dengan tanpa berat hati menyampaikan penolakan dengan santun. Dan betapa leganya beliau ketika media massa dan sejumlah tokoh politik berpengaruh memuji langkahnya.
Namun, arus bawah tidak seperti yang ia kira. Jauh lebih kuat dan lebih bertenaga daripada pujian dan apresiasi dari para tokoh dan pejabat atas penolakannya.
Umat sangat butuh pemimpin seperti sosok Ustaz Somad. Saat ini, di momen Pilpres 2019 ini.
Inilah pertaruhan beliau antara apa yang selama ini diucapkan, diajarkan kepada umat dengan apa yang mesti dan sepatutnya ia lakukan. Dan pertaruhan itu tidak main-main karena menyangkut kepercayaan umat selama ini terhadap sosok Ustaz Somad. Jika salah ambil pilihan, akibatnya bisa fatal.
Dari sudut pandang Ustaz Somad, jika pilihan dan tawaran itu diterima, akan terbayang seperti apa tantangan, bahkan mungkin pertarungan yang akan ia alami. Dan akan ada juga pertaruhan, apakah ia akan bisa lagi diterima di tengah umat jika kontes ini sudah berakhir.
Bisakah nantinya umat tidak menganggapnya sebagai dai partisan. Atau, bisakah umat akan berbaik sangka pada dirinya bahwa ia bukan dai yang suka mengambil kesempatan untuk kepentingan diri sendiri seperti yang biasa terjadi di kalangan senior-seniornya selama ini.
Berat, memang. Walaupun sebenarnya, untuk orang sekaliber beliau, solusinya sudah tersedia. Yaitu, kembali kepada Allah dengan meletakkan seluruh niat dan titik tolak hanya karenaNya. Bukan yang lain.
Satu hal yang biasa diajarkan Ustaz Somad dan kini menjadi batu uji untuk dirinya sendiri: jika kalian menolong agama Allah, Allah akan menolong kalian.
Ustaz yang kami muliakan, kami yakin Anda sudah memahami dan meyakini bahwa tidak ada pertolongan apa pun yang paling bisa diandalkan, selain pertolonganNya.
Ustaz, Indonesia saat ini membutuhkan Anda. Tuntun dan ajarkan kami bagaimana berpolitik dan berkuasa yang benar seperti yang telah dicontohkan baginda Rasulullah saw.
Bismillah, tawakkalna ‘alallah. Laa haula wala quwwata illa billah. (mh)