PADA Jum’at (18/10/2024) Tim ALW (Ayo Less Waste) melakukan edukasi P5 dengan tema Hidup Keberlanjutan dengan spesifikasi topik ‘Mengenali Area Kita Tinggal’.
Terdapat sekitar 200 anak yang diedukasi dan merupakan siswa dari Sekolah Dasar dan Menengah Islam Terpadu Al Fayyadh Indonesia, Pakuan Haji, Kab. Tangerang, Banten.
Para murid dibagi berkelompok. Siswa SDIT diberikan aktivitas untuk mewawancarai Pak RT setempat.
Setiap kelompok murid kelas 1 dan 2 SD tersebut didampingi oleh 1 guru.
Setiap murid dibriefing untuk memberikan pertanyaan kepada Pak RT seperti berapa banyak KK, seperti apa permasalahan sosial hingga lingkungan di RT terkait.
Hal ini mungkin terdengar tidak familiar, apa kaitannya mewawancarai Pak RT terkait dengan wilayah kita tinggal dengan belajar hidup berkelanjutan?
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sebetulnya, salah satu hal yang penting dalam menerapkan ‘’sustainable living’’ ialah mengenali wilayah kita tinggal dengan baik.
Kepedulian tentu tidak didapatkan begitu saja. Kepedulian bisa diawali dengan pengenalan, kemudian pemahaman, kemudian perenungan, dan sebagainya hingga timbul inisiasi untuk menjaga lingkungan.
Maka dari itu, interview tokoh setempat untuk mengenal lebih dekat area kita hidup menjadikan kita memahami informasi terkait.
Tidak hanya itu, para murid juga berlatih skill leadership, keberanian, percaya diri, kerjasama tim hingga meningkatkan skill komunikasinya.
Untuk anak SMPIT, Tim ALW memandu terselenggaranya FGD alias Forum Group Discussion mengenai Kabupaten mereka tinggal yaitu Tangerang.
Unik, Tim Ayo Less Waste Ajak Wawancara Pak RT untuk Belajar Hidup Keberlanjutan
Para siswa diperbolehkan untuk searching di internet dan berdiskusi untuk mengetahui beragam hal mengenai Kab. Tangerang seperti asal namanya, jumlah penduduk, potensi hingga permasalahan sosial dan lingkungan.
ALW juga turut memberikan satu resep rahasia dalam edukasi-edukasinya, yaitu ‘’habits tracker’’, sebagaimana habits tracker lainnya yang menuntut untuk berdisiplin dalam berperilaku dalam pembuktian cinta kepada lingkungan.
Habits tracker tidak hanya diterapkan untuk murid SDIT, tapi juga untuk murid SMPIT bahkan para guru dan staff di Sekolah tersebut.
Miss Lilis, yang merupakan salah satu pengajar di Sekolah Al Fayyadh Indoensia menyampaikan hal yang membuat Tim ALW terharu dan bersyukur.
Yaitu terlihatnya perubahan yang signifikan di antara anak-anak.
Sampah food waste alias sampah makanan sisa sudah sangat berkurang di sana karena ada salah satu kebiasaan yang harus didisiplinkan yaitu menghabiskan makanan.
‘’Alhamdulillah, terima kasih ALW. Kami bersyukur karena adanya perubahan perilaku anak murid kami. Mereka jadi menghabiskan makanan. Bahkan ada orang tua murid yang bercerita, bahwa anaknya pernah membawa sampah dari rumah sodaranya ke rumahnya karena di sana tidak ditemukan tempat sampah (murid tersebut ingin membuang sampah di tempat seharusnya).”
‘’Kami berharap edukasi P5 yang in syaa Allah berjalan selama 3 bulan ini, menjadi titik akselerasi para siswa dan guru untuk betul-betul memahami, menjalani dan menghayati hidup berkelanjutan dengan membawa kebiasaan positif dan memori yang menyenangkan,’’ ujar Aisyah, salah satu edukator Tim ALW.[Sdz]