ChanelMuslim.com – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama menyelenggarakan Temu Kerja Hisab Rukyat Tahun 2019. Kegiatan yang mengangkat tema “Unifikasi Kalender Hijriyah Indonesia, Menuju Kalender Dunia Islam Bersatu” ini dilaksanakan selama tiga hari (24-26/7) bertempat di Tanjung Bandan Belitung.
Dalam pemaparannya sebagai salah satu narasumber, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Muhammad Agus Salim menyebutkan beberapa bahasan penting terkait unifikasi kalender hijriyah dan isu-isu aktual lainnya yang menjadi fokus kegiatan tersebut.
“Peran penting dalam pertemuan ini bertujuan untuk menganalisa persoalan-persoalan aktual dan kekinian yang menjadi permasalahan tersendiri dalam upaya mewujudkan penyatuan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijjah secara khusus dan penyatuan awal bulan Kamariah secara umum, serta menyusun rekomendasi kedepan agar hisab rukyat tetap eksis di tengah kehidupan masyarakat, ungkap Agus.
Melanjutkan pembahasannya mantan Inspektorat Wilayah III Itjen Kementerian Agama ini turut pula merespon tentang problem hisab rukyat mutakhir, seperti perhitungan awal bulan qamariyah, gerhana, peta ketinggian hilal 1442/1443 H 2021 M.
“Dari hasil kajian awal bulan Kamariah Tahun 2021, selanjutnya akan menjadi masukan kepada Bapak Menteri Agama dalam menetapkan kebijakan hari-hari libur Islam nasional tahun 2021, termasuk pembahasan waktu shalat, khususnya waktu subuh dan isya yang sampai sekarang masih terus dikaji”, lanjut Agus.
Di tempat yang sama, Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Nurkhazin menambahkan penjelasan tentang peran permerintah untuk terus memajukan performa kinerja Hisab Rukyat di Indonesia.
“Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI melalui Subdit ini mempunyai tugas yang penting untuk terus memajukan hisab rukyat, salah satunya dengan memaksimalkan pemberdayaan lembaga pendidikan, Ormas-ormas Islam dan masyarakat luas untuk turut memberikan perhatian serius terhadap pengembangan hisab rukyat di tanah air”, tambah Khazin.
Dengan demikian menurut sosok yang memiliki penguasan bidang diplomasi Ormas Islam ini, dapat mendorong perhatian masyarakat dan langkah Pemerintah menjadi lebih sinergis terutama dalam menciptakan suasana ukhuwah Islamiyah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain diisi dengan pembahasan materi hisab rukyat oleh para pakar falakiyah dan astronomi Indonesia, rangkaian kegiatan itu turut diwarnai dengan pelaksanaan observasi langsung yaitu praktik rukyah secara bersama di sebuah lokasi strategis yang masih berada di kawasan yang lebih dikenal dengan Pulau Laskar Pelangi tersebut.
Diantara 35 orang peserta yang mengikuti temu kerja tahunan itu, diisi para wakil dari Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi Agama, Ormas Islam, BMKG, LAPAN, Para Ahli Hisab Rukyat, Astronom, Akademisi dari berbagai perguruan tinggi, dan beberapa pejabat di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Bangka Belitung.[ah/bimasislam]