ChanelMuslim.com – UNICEF, organisasi internasional di bawah naungan PBB yang memberikan bantuan kemanusiaan khususnya kepada anak-anak, menyatakan hampir 2,2 juta anak di Yaman mengalami kasus kelaparan akut.
Mereka adalah korban runtuhnya sistem kesehatan akibat konflik berkepanjangan yang terjadi di negara tersebut, selama dua tahun terakhir.
Sebagaimana dilansir AFP, setidaknya 462 ribu anak menderita kekurangan gizi. Penyebabnya, pasokan makanan terhambat gara-gara perang antara pemerintah yang didukung oleh Arab Saudi dengan pemberontak Syiah.
Kasus kelaparan di Provinsi Saada, basis pemberontak di utara Yaman, disebut tertinggi di dunia, di mana delapan dari sepuluh anak menderita gangguan kesehatan tersebut.
“Kasus gizi buruk di Yaman adalah yang tertinggi dalam sejarah dan masih terus meningkat,” kata Meritxell Relano, perwakilan UNICEF untuk Yaman.
“Kondisi kesehatan anak-anak di negara termiskin di Timur Tengah tidak pernah sekacau seperti saat ini,” lanjutnya.UNICEF, organisasi internasional di bawah naungan PBB yang memberikan bantuan kemanusiaan khususnya kepada anak-anak, menyatakan hampir 2,2 juta anak di Yaman mengalami kasus kelaparan akut.
Mereka adalah korban runtuhnya sistem kesehatan akibat konflik berkepanjangan yang terjadi di negara tersebut, selama dua tahun terakhir.
Sebagaimana dilansir AFP, setidaknya 462 ribu anak menderita kekurangan gizi. Penyebabnya, pasokan makanan terhambat gara-gara perang antara pemerintah yang didukung oleh Arab Saudi dengan pemberontak Syiah.
Kasus kelaparan di Provinsi Saada, basis pemberontak di utara Yaman, disebut tertinggi di dunia, di mana delapan dari sepuluh anak menderita gangguan kesehatan tersebut.
“Kasus gizi buruk di Yaman adalah yang tertinggi dalam sejarah dan masih terus meningkat,” kata Meritxell Relano, perwakilan UNICEF untuk Yaman.
“Kondisi kesehatan anak-anak di negara termiskin di Timur Tengah tidak pernah sekacau seperti saat ini,” lanjutnya.
Setidaknya satu anak meninggal setiap 10 menit di Yaman akibat kelaparan dan kekurangan gizi. Apalagi juga diperparah gangguan pencernaan (diare) dan pernapasan, yang kerap menyertai kondisi kurang gizi.
“Penyakit seperti kolera dan campak telah menyebar, sementara hanya sedikit fasilitas kesehatan yang berfungsi. Wabah tersebut dengan cepat memperburuk kondisi anak-anak,” kata Relano.[af/cnn]