POHON beringin yang berada di alun-alun Kota Pemalang tiba-tiba tumbang. Tragisnya, pelataran alun-alun itu sedang dipenuhi jamaah shalat Id.
Warga Pemalang, Jawa Tengah, berduka di saat Hari Lebaran. Dilaporkan, tiga orang tewas dan 16 lainnya luka-luka tertimpa sebuah pohon beringin yang tumbang tiba-tiba hingga ke akarnya, Senin (31/3).
Di antara mereka yang tewas adalah Rasmono bin Dasman (47 tahun). Warga kelurahan Pelutan Pemalang ini memang sudah biasa shalat Id di Masjid Agung Nurul Kalam yang terletak di alun-alun Kota Pemalang. Jarak dari rumah mereka ke alun-alun tidak terlalu jauh, sekitar 800 meter.
Rasmono berangkat sekitar jam setengah 6 pagi. Istrinya, Ari Iriana (45) tidak ikut. Hal itu karena masih sibuk memasak untuk penganan usai shalat Idul Fitri.
Meski tidak bersama istri, Rasmono berangkat ke alun-alun tidak sendirian. Sejumlah teman dan warga sekitar rumah Rasmono juga ikutan berangkat shalat Id di alun-alun.
Mereka sudah tiba di alun-alun sebelum shalat Id dimulai, sebelum jam setengah 7 pagi. Karena masjid sudah membludak, sejumlah jamaah menggelar sajadah di pelataran masjid yang menyatu dengan kawasan alun-alun.
Sementara Rasmono dan lainnya berada di bawah pohon beringin besar. Tak seorang pun dari mereka yang tahu kalau akar pohon tersebut sudah lapuk dan bisa tumbang tiba-tiba.
Sesaat shalat Idul Fitri akan dimulai, tiba-tiba terdengar suara keras di halaman masjid. Semua orang terkejut dan berlarian keluar masjid. Saat itulah mereka menyaksikan musibah yang menimpa Rasmono dan belasan warga lainnya.
Awalnya warga tak bisa mengevakuasi para korban tertimpa pohon yang berdiameter 30 hingga 50 sentimeter itu. Setelah tim pemda turun tangan, barulah para korban termasuk Rasmono bisa dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Sebanyak 2 orang tewas termasuk Rasmono,16 lainnya luka-luka dan 1 orang kritis. Belakangan dikabarkan kalau 1 orang kritis itu akhirnya meninggal dunia. Sehingga, ada 3 korban yang tewas.
Ketika kabar duka itu sampai ke istri Rasmono yang sedang memasak, ia merasa terkejut, lemas dan sedih.
“Tak ada firasat apa pun yang saya rasakan,” ungkap istri Rasmono yang terlihat tegar dengan kabar duka itu.
Rasmono pun dimakamkan di pemakaman kelurahan Pelutan, Pemalang. Siapa sangka, warga kelurahan yang pagi harinya bergembira dengan datangnya Lebaran. Tapi, dua hingga tiga jam kemudian merasakan sedih yang begitu mendalam.
Qadarullah wa maasyaa-a fa’ala. Inilah takdir Allah yang selalu mendahului rencana manusia. [Mh]