KONSEN menurunkan buta aksara alquran, Muslimah Wahdah Islamiyah berupaya untuk mengambil andil secara nyata dalam program pemberantasan buta aksara Alquran di Indonesia.
Sebanyak 65% masyarakat Indonesia masih belum mahir dalam membaca Alquran.
Untuk itulah Muslimah Wahdah Islamiyah mengadakan Seminar dan Silaturahmi Pencinta Alquran (Salam Alquran), Ahad (04/02/2024).
Mengangkat tema “Harmoni Cinta dalam Keagungan Alquran”, kegiatan ini menghadirkan ribuan peserta yang memadati di Gelanggang Olahraga (GOR) Universitas Hasanuddin, Makassar.
Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri sekitar 7000 peserta secara online di seluruh Indonesia.
Baca juga: Dirosa Langkah Awal Mempelajari Al Quran dan Memberantas Buta Al Quran di Kabupaten Bantaeng
Targetkan Penurunan Buta Aksara Alquran Indonesia, Muslimah Wahdah Indonesia Helat Salam Alquran
Ustazah Harisa Tipa Abidin, S.Pd.I, M.Pd, mengatakan bahwa kegiatan ini digandengkan tidak hanya silaturahim antara guru-guru, tetapi dengan gerakan nasional yang diiniasi Wahdah Islamiyah yang insya Allah akan melahirkan 150 ribu daiyah tahun ini untuk Indonesia lebih berkah.
“Kami yakin bahwa Indonesia bisa menjadi rumah dan payung bagi umat muslim Indonesia saat ini. Bagaimana kita melahirkan Indonesia diberkahi oleh Allah dengan memperbanyak orang yang bisa membaca Alquran,” tutur Ummu Khalid, sapaan akrab Ketua Muslimah Wahdah Islamiyah Pusat ini.
Hadir sebagai narasumber, Ustazah Nur Amsi Mahmud, S.Pd (Daiyah dan Trainer Nasional Muslimah Wahdah), Syaikhah Ahlam Naji Alyamaniyah (Pembina dan Pesantren dan Yayasan Bilqur’ani Nahya Bogor) dan Ustadzah Pantarlina, S.Si, S.Pd (Ketua Dept. Pengembangan Tahfidzul Quran Muslimah Wahdah Pusat).
Ustadzah Nur Amsi mengajak para peserta agar menjadikan Alquran tak hanya menjadi berkah untuk diri, keluarga tetapi juga menjadi jalan keberkahan masyarakat, bangsa dan negeri kita.
Syaikhah Ahlam Naji Alyamaniyah memotivasi peserta untuk dekat dan cinta dengan Alquran, belajar membaca dan menghafalkannya.
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna, dan tidak diciptakan begitu saja tanpa petunjuk.
Ibarat membeli barang elektronik, yang dilengkapi dengan kardus dan katalog/buku pedoman agar tidak salah penggunaan dan rusak.
Begitu juga dengan manusia, dibekali Alquran sebagai petunjuk
Jika mengikuti petunjuk ini maka akan beruntung dan selamat.
Pun sebaliknya jika tak mengikuti petunjuk, maka akan rusak.
Pada kesempatan sama, Syaikhah pemegang Sanad Qira’at ini juga sekaligus mendengarkan bacaan Surah Al-Fatihah peserta dan sekaligus mengoreksi langsung.[ind]
Laporan: MWI