Chanelmuslim.com-Salah satu tantangan pengelolaan wakaf saat ini adalah belum adanya sentralisasi data wakaf yang dapat dirujuk dan dikelola untuk dioptimalkan potensinya.
Imam Teguh Saptono, President Director BNI Syariah mengatakan bahwa saat ini belum ada sentralisasi data wakaf yang dapat dirujuk dan dikelola untuk dioptimalkan potensinya.
“Data dan keberadaan aset wakaf masih tersebar di berbagai yayasan atau lembaga independen dan bahkan sebagian tidak dilengkapi dengan dokumen legalitas yang memadai,” ujar Imam dalam seminar 3rd IIFF (Indonesian Islamic Finance Forum) yang diadakan oleh MES (Masyarakat Ekonomi Syariah pada Sabtu (19/11) lalu di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Sebagian masyarakat masih lebih percaya dan nyaman untuk mewakafkan aset melalui lembaga milik organisasi masyarakat, yayasan dan pesantren. Organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) atau lembaga seperti Dompet Dhuafa memang dianggap mempunyai sejarah panjang dalam pengelolaan dana ZISWAF dan telah terbukti hasilnya. Hal tersebut yang membangun reputasi positif dan memupuk kepercayaan masyarakat untuk menyalurkan ZISWAF. Selain itu juga, jaringan yang sudah tersebar luas ke seluruh nusantara juga dianggap telah memudahkan mesyarakat untuk menyalurkan ZISWAf.
Namun sayangnya, lanjut Imam, pengelolaan dalam bidang wakaf masih belum optimal.
“Lebih dari 90% tanah wakaf di Indonesia masih dimanfaatkan hanya untuk masjid, pemakaman umum dan Sekolah/Pesantren,” tambahnya.
Menurutnya, sistem pengelolaan wakaf yang cost centric perlu dikembangkan menjadi productive-centric. Selain itu, Bank Syariah sebagai channel penghimpunan dana telah menyediakan berbagai kemudahan untuk umat agar dapat menyalurkan dana ZISWAF-nya.
Saat ini, sudah ada tabungan wakaf yang dapat digunakan untuk menigkatkan awareness masyarakat dan memposisikan ZISWAF sebagai salah satu Islamic Lifestyle.
Bank Syariah diharapkan dapat berperan sebagai bank persepsi untuk transaksi ZISWAF. Dengan adanya tabungan wakaf ini, akan lebih memudahkan masyarakat dalam memonitor history transaksi wakaf dan pengembangan dana wakaf. Teknologi perbankan yang senantiasa mengalami kemajuan juga diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk menyalurkan ZISWAF melalui pengembangan aplikasi ZISWAF on-the-go.
Dalam aplikasi tabungan wakaf ini, dana wakaf nasabah akan dikumpulkan dalam pooling khusus dan disalurkan ke nazir (pengelola zakat) yang bekerja sama dengan proyek yang telah disetujui oleh Bank Syariah.
Bank Syariah juga dapat berperan sebagai nazir yang mengelola dana wakaf untuk dikembangkan dalam proyek-proyek yang feasible dan prudent.
Bank syariah dapat membiayai pembangunan dan pengembangan aset wakaf untuk kegiatan produktif melalui skema pembiayaan investasi.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: legalitas aset; kelengkapan administrasi; feasible proyek dan collateral.
Kemajuan teknologi ini juga memungkinkan berkembangnya aplikasi untuk transparansi laporan pengelolaan dana ZISWAF. (ra/ind)