ChanelMuslim.com- Sebuah tanggapan SE Menag tentang Aturan Pengeras Suara Masjid dan Mushala dilayangkan secara terbuka.
Menariknya, tanggapan ini dimuat dalam bentuk puisi. Berikut ini puisi yang kini viral di grup-grup WA tersebut.
SE Menag. Aturan pengeras suara masjid, musholla dengan alasan untuk toleransi dan kebersamaan…
Maaf kalau kami tidak sependapat..
Mari saling menghormati dan menghargai walaupun berbeda keyakinan ..
Ini pendapat kami ..
TENTANG PENGERAS SUARA
Kalau tinggal di perumahan berdamailah dengan bisingnya teriakan tukang sayur dan tukang bubur.
Kalau tinggal di pinggir jalan berdamailah dengan bisingnya knalpot dan klakson kendaraan
Kalau tinggal di hutan berdamailah dengan suara jangkrik dimalam hari, suara burung dipagi hari dan suara-suara hewan buas bersahut-sahutan setiap saat.
Kalau tinggal dekat Musholla berdamailah dengan bising suara speaker.
Kalau tinggal dekat Vihara nikmati saja aroma dupa.
Kalau tinggal dekat Gereja nikmatilah dentangan suara lonceng Gereja.
Kalau tinggal di pulau Bali nikmatilah suasana Nyepi yang begitu sakral.
Tak perlu menghujat dan minta agar menghentikan kebisingan itu.
Tak perlu harus pamer foto profil ataupun berkoar-koar
SAYA INDONESIA
SAYA PANCASILA
SAYA BHINNEKA TUNGGAL IKA
untuk menunjukan bahwa anda paling TOLERANSI.
Langit tak pernah sombong kalau ia paling tinggi.
Laut pun tak pernah congkak meski ia sangat dalam.
Nikmatilah hidup dan jadikan kebisingan-kebisingan itu sebagai lantunan irama yang harmoni
Karena anda hidup tidak sendirian….
Jika hari ini mereka minta volume azan dikecilkan….
Besok mereka minta Alatnya dimatikan…
Lusa mereka akan minta bangunan masjidnya diratakan…
Lusanya Islam hanya berada di sudut-sudut ruang hampa bahkan tinggal kenangan…
Boleh jadi detik ini kita-kita tidak merasakan, mereka tahu dan pintar bahwa bukan kitanya yang saat ini dibidik, tetapi anak cucu kita kelak yang tidak merasakan bebasnya beribadah.