PIMPINAN Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah) Kabupaten Bogor serius menangani stunting. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mensosialisasikan Program Bangga Kencana bersama BKKBN.
Kegiatan sosialisasi dan Komunikasi, Informasi serta Edukasi (KIE) program Bangga Kencana bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu dilakukan pada Sabtu (26/11/2022).
Acara yang berlangsung di Aula Asri 3 SIT Al Madinah Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor ini dihadiri oleh sekitar 120 orang pengurus dan anggota Salimah serta kader posyandu.
Bangga Kencana yang merupakan akronim dari Pengembangan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.
Program ini adalah satu program unggulan BKKBN untuk menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Hal itu selaras dengan visi misi Salimah yaitu meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak dan keluarga Indonesia.
Ketua PD Salimah Kabupaten Bogor, Nur Laela Turrohmah dalam kesempatan tersebut menyatakan keseriusannya dalam mengatasi permasalahan stunting.
Serius Tangani Stunting, Salimah Kabupaten Bogor Beri Edukasi Program Bangga Kencana bersama BKKBN
Stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, yang biasanya ditandai dengan tinggi dan berat badan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya.
Anak yang stunting rentan mengalami gangguan pada tulang, atau mengalami gangguan tumbuh kembang pada otaknya.
“Saya begitu terhenyak, Kabupaten Bogor menempati peringkat ke-4 dalam hal terbanyak stunting dan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) alias belum Open Defecation Free (ODF),” ungkapnya.
ODF atau Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan.
Indikator ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan kehidupan yang baik, dengan menerapkan hidup bersih dan sehat.
“Ini seharusnya menjadi cambuk motivasi bagi kita untuk bahu membahu dan bersinergi jadikan Kabupaten Bogor kita lebih sehat, lebih bersih, salah satunya dengan program Bangga Kencana, yang akan kita serap ilmunya hari ini,” ungkap Nur Laela yang diketahui juga aktif sebagai pengurus Bogor Sehat.
Mitra Kerja Salimah yaitu anggota DPR – RI komisi IX, Kurniasih Mufidayati dalam kiriman videonya mengatakan bahwa program ini merupakan kolaborasi antara komisi IX dengan BKKBN.
“Banyak kegiatan kami dari komisi IX yang dikolaborasikan dengan BKKBN, salah satunya program Bangga Kencana. Harapannya bisa memberikan banyak manfaat, karena pelopor pembangunan Indonesia emas nanti, lahir dari SDM-SDM yang berkualitas yang berawal dari keluarga,” ungkap Kurniasih.
Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN RI, Martin Suanta mengatakan bahwa untuk mencapai penduduk yang tumbuh seimbang dan keluarga yang berkualitas, penting mencegah stunting sejak dari hulu.
“Cantin atau calon pengantin yang nantinya akan melahirkan generasi harus diberikan pembekalan tentang pernikahan dan kesehatan. Kita ada TPK atau Tim Pendamping Keluarga yang siap mendatangi rumah-rumah untuk memberikan edukasi dan pendampingan,” ujarnya.
Baca Juga: Salimah Kabupaten Bogor Turut Meriahkan Hari Olahraga Nasional di Stadion Pakansari
Ia juga mengatakan bahwa BKKBN mengimbau hendaknya usia melangsungkan pernikahan untuk wanita adalah minimal 21 tahun dan pria minimal 25 tahun, hal ini dilakukan untuk mencegah stunting.
“Di usia tersebut, postur tubuh calon ibu baik lingkar lengan, pinggang maupun kesiapan fisik dan psikis lainnya dinilai sudah cukup matang untuk hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, lebih kecil terjadi stunting pada bayi yang akan dilahirkannya nanti,” sambung Martin.
Sementara itu, Koordinator Bidang Latbang BKKBN provinsi Jawa Barat, Angela Sri Melani Winyarti sebagai narasumber kedua juga turut memaparkan materinya.
“Stunting berkaitan juga dengan pemberian gizi yang baik, jadi jika dalam sebuah keluarga ada ayah, ibu hamil, balita dan anak remaja atau yang tergolong sudah dewasa, maka pemberian asupan makanan yang bergizi tersebut harus diutamakan dulu kepada ibu hamil dan anak balita,” ujar Angela.
Ia juga menjelaskan, stunting dapat dicegah pada awal periode keemasan yaitu 2 tahun pertama kelahiran.
“Jadi, jangan lupa di usia-usia tersebut, ibu harus rajin memberikan ASI, membawa anak ke posyandu, memberikan imunisasi wajibnya, dan selalu pantau tumbuh kembang anak di kartu KMS,” tambahnya.
Di sesi terakhir, Angela berpesan untuk memenuhi asupan gizi yang baik sejak hamil, karena makanan yang bergizi itu sejatinya tidak mahal, ada tahu, tempe dan telur sebagai pengganti ikan, ayam atau daging.
Peran suami dalam mencegah stunting juga tak kalah penting, di antaranya dengan memastikan terpenuhinya sumber pangan bergizi untuk kebutuhan nutrisi ibu dan anak, menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi di rumahnya agar tidak terkena infeksi, serta memberikan dukungan emosional kepada ibu dan anak. [ind/AM/Salimah]