ChanelMuslim.com – Ramadhan akan segera datang. Bulan dimana setiap mukmin akan menyambut dengan bahagia. Dimana bulan ini menjadi bulan istimewa yang disediakan Allah terutama dalam melaksanakan rukun islam yang ketiga yaitu Puasa.
Bulan ini tidak hanya disediakan untuk menahan makan dan minum saja mulai dari subuh hingga magrib tetapi lebih dari itu. Tentu saja menyambut Ramadhan yang mulia ini kita harus mengawali dengan Ilmu.
Ilmu adalah dalil, baik dari al Qur’an maupun hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syaikhul Islam, Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani mengatakan:
??????? ??? ????? ???????? ?????????? ???????????? ?????? ??? ????? ???? ??????????
“Ilmu adalah kesimpulan yang ada dalilnya, sedangkan ilmu yang bermanfaat adalah
ilmu yang dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam”
(Majmu’ Fatawa, Syamilah, jilid 6, hal. 388)
Sesungguhnya hukum belajar ilmu syar`i itu ada dua tingkatan:
Pertama, fardhu `ain (menjadi kewajiban setiap orang)
Ilmu syar`i yang wajib diketahui dan dipelajari semua orang adalah ilmu syar`i yang menjadi syarat seseorang untuk bisa memahami aqidah pokok dengan benar dan tata cara ibadah yang hendak dikerjakan. Termasuk juga ilmu tentang praktek mu`amalah yang hendak dia lakukan.
Kedua, fardhu kifayah
Tingkatan yang kedua adalah ilmu syar`i yang harus dipelajari oleh sebagian kaum muslimin dengan jumlah tertentu, sehingga memenuhi kebutuhan untuk disebarkan kepada umat. Dalam kondisi ini, jika sudah ada sebagian kaum muslimin dengan jumlah yang dianggap cukup, yang melaksanakannya maka kaum muslimin yang lain tidak diwajibkan.
Catatan:
Bagi mereka yang ingin mengkhususkan diri mempelajari ilmu syar`i lebih mendalam, hendaknya dia meniatkan diri untuk melaksanakan tugas fardhu kifayah dalam bentuk mencari ilmu. Agar dia mendapatkan tambahan pahala mengamalkan amalan fardhu kifayah, disamping dia juga mendapatkan ilmu. Allahu a’lam
[lih. Kitab al-Ilmu, Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Mauqi` al-Islam, hal. 14]
Jelaslah bahwa sebelum memasuki Ramadhan, sebaiknya setiap muslim mempersiapkan diri dengan mengulang pemahamannya mengenai bulan Ramadhan, amalan, kapan, sunnah yang baik dilakukan dan hal-hal yang membuat Ramadhan kita lebih bernilai.
Sebagaimana Rasulullah Shallahu Alaihi Wasalam bersabda
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
????? ????? ??? ?????. ??? ???? ?? ??? ????? ?????? ???? ??? ????? ??????? ????? ??? ????? ??????? ????? ??? ???? ????????? ??? ??? ???? ??? ?? ??? ???? ?? ??? ????? ??? ???
Telah datang kepada kalian ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan nakal akan dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan. (HR. Ahmad, Nasai 2106, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Syaikh Abdullah al-Fauzan mengatakan,
?? ??? ?????? ????? ????? ???? ???????? ????? ??? ????? ???????? ??? ????? ??? ???? ???? ???? ???? ??????? – ??? ???? ???? – ??????? ???? ??? ??????? ?????? ?? ????? ??????? ????? ????? ????? ??? ???? ???????? ????????? ???? ??? ??? ?? ??? ???? ?????? ?? ????? ??????? ???????? ??? ????? ?????? ??? ????? ??????? ?? ????? ??? ????? ???? ???????.
Dalam hadis ini terdapat kabar gembira bagi para hamba Allah yang sholeh dengan datangnya bulan ramadhan yang diberkahi. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada para sahabat akan kedatangan ramadhan. Dan ini bukan hanya berita semata, namun maknanya adalah kabar gembira bagi mereka dengan adanya masa yang agung, yang selayaknya dimuliakan oleh orang-orang shaleh yang menyisingkan lengan untuk beramal. Karena beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa di bulan ramadhan, Allah telah siapkan banyak kebaikan bagi para hamba-Nya, berupa sebab untuk menggapai ampunan dan ridha-Nya. Sebab ini banyak sekali. Karena itu, siapa yang tidak mendapatkan ampunan di bulan ramadhan, berarti dia telah diharamkan untuk mendapatkan banyak kebaikan. (Ahadits Shiyam, Ahkam wa Adab, keterengan hadis ketiga).
Hanya saja, sebagai catatan, dalam khutbah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak menyampaikan adanya fadhilah tertentu bagi orang yang bergembira menyambut kedatangan ramadhan. Menambahkan adanya fadhilah tertentu tanpa dalil, tentu termasuk berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kita berlindung dari hal ini.
(jwt/konsultasisyariah)