ChanelMuslim.com – Calon Wakil Presiden Republik Indonesia, Sandiaga Uno melakukan inisiasi tukar dollar ke rupiah. Ia mengaku menukarkan 40 persen dari surat berharganya yang berbentuk dolar, sebesar US$ 1,3 juta, giro dan kas sebesar US$ 30,2 juta atau senilai Rp 12,9 miliar.
Hal itu ia buktikan secara simbolis dengan menukarkan US$ 1.000 di money changer Dua Sisi, di Plaza Senayan (6/9/2018). Aksi Sandi ini menimbulkan efek positif bagi masyarakat yang mempunyai tabungan dollar. Seperti saya dan kawan-kawan publisher baik adsense hingga Ucnews.
Yah, maklum saja, sebagai publisher kami digaji dollar. Pendapatan itu ada yang menjadi penghasilan pribadi atau sebagai pekerjan sampingan. rata-rata publisher biasanya masih bekerja di perusahaan dan hidup dari pendapatan itu.
Memang tidak sebesar simpanan Sandiaga Uno yang mencapai 12,9 miliar bila dirupiahkan. Tetapi 'Sandi Effect', saya menyebutnya membuat kami bersemangat untuk menukarkan dollar ke rupiah.
Sebagai publisher sebetulnya kami senang saja dollar menguat tetapi miris juga ketika rupiah menurun. Apalagi Menteri Sri Mulyani terlihat tenang-tenang saja, padahal nilai tukar rupiah terhadap dollar mencapai 15 ribu rupiah, saat kamis (6/9/2018). Menurut Sri Mulyani malah kenaikan dollar terhadap rupiah tidak mempengaruhi ekonomi Indonesia.
"Setiap dollar mengalami kenaikan 100 rupiah, kita masih surplus 1.7 triliun.
Aksi Sandi itu membuat kami ramai-ramai tukar dollar kami miliki. Kami senang bisa membantu pemerintah dalam memperkuat rupiah. Juga senang dapat rupiah lebih banyak daripada biasanya. Apalagi ketika mendengar peningkatan rupiah dari Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Ia pun mengapresiasi para pengusaha yang menukarkan valuta asing (valas) miliknya dengan rupiah dalam beberapa hari terakhir.
"Hari ini pergerakan pasokan dan permintaan terus berlangsung. Itu jadi bagian penting kenapa rupiah stabil," ujar Perry di Jakarta, Jumat (7/9).
Meski tidak terlau signifikan tetapi kami merasa bangga telah menukarkan dollar dengan rupiah. Saya sebagai lulusan ekonomi sadar bahwa ketika dollar menguat terhadap rupiah pastinya akan berpengaruh terhadap perekonomian kita. Baik itu secara makro maupun mikro. Pencapaian lima belas ribu rupiah terhadap dollar sebenarnya bagi kami sebagai publisher , pengusaha atau penyimpan dollar membuat kami bahagia. Bukan berarti kami tidak sedih karena kami tahu ekonomi masyarakat kecil berpengaruh. Bukan hanya masyarakat sebetulnya, para pengusaha juga melihat ini sebagai ancaman bagi usahanya.
Contoh saja di perusahaan mobil. Ada beberapa komponen yang harus impor dari negara lain, tentu saja menggunakan dollar dalam pembayaran. Dengan menguatnya dollar tentu saja pengeluaran meningkat. Jika dollar semakin menguat tentu saja akan mengancam perusahaannya. Bukan hanya perusahaan pastinya efeknya akan berpengaruh terhadap tenaga kerja.
Selain contoh di atas, efek ini juga berpengaruh terhadap proyek 35 ribu watt yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Proyek pembangkit listrik 35 ribu MW yang rencananya akan selesai 2019 ini. Nyatanya harus dihentikan karena nilai dollar terhadap rupiah menguat. Hal ini diungkapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"ini yang dari 35 ribu MW yang direncanakan dan belum mencapai finansial closing. Dan sudah digeser ke tahun-tahun berikutnya adalah sebesar 15.200 MW," ujarnya di Kementerian ESDM, Selasa (4/9/2018).
Miris ya, kalau kita tidak membantu pemerintah dengan hal kecil seperti ini, siapa lagi? (Ilham)