Chanelmuslim—Sebanyak 50 orang anggota Jamaah Ansorus Syariah (JAS) tak menduga jika latihan ala militer mereka di lereng Gunung Sumbing, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (19/2/2016) dipantau aparat.
Gabungan aparat dari Kodim 0706 dan Polres Temanggung pun bergerak ke puncak, tempat latihan, dan meminta mereka menyetop latihan. Mereka digiring ke Mapolres untuk penyelidikan.
Mereka, menurut versi aparat gabungan TNI dan polisi, kedapatan membawa 5 pucuk senapan angin, 3 buah sangkur, 1 tas yg berisi buku dan bendera lambang gerakan Islam tertentu.
Dari jumlah peserta latihan, 30 orang berasal dari Solo dan 20 orang lainnya berasal dari warga Temanggung. Rencananya mereka berada di lereng Gunung Sumbing tersebut hingga hari Ahad ini. Mereka tiba di Dusun Jambon Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, pada Jumat tengah malam, dengan menggunakan sebuah mobil ambulance dan minibus.
Mobil ambulance tersebut dititipkan di rumah seorang warga lokal, sebelum melakukan pendakian ke atas lereng gunung menggunakan minibus. Para peserta mengenakan sepatu dan celana lapangan (PDL), kaos berlogo JAS, rangsel punggung, serta alas tidur. Lahan Perhutani Sikendil Wonotirto, di kawasan itu menjadi pusat latihan yang dituju.
Aparat gabungan yang sudah memantau pergerakan mereka merangsek ke rumah warga yang dititipi mobil ambulance, Suparlan. Dalam penggerebekan itulah aparat kabarnya menemukan senjata rakitan, buku-buku dan bendera. Seorang remaja, Mif (15) yang diminta menjaga mobil diamankan petugas.
Setelah mendapatkan barang bukti dan saksi, aparat gabungan bergerak menuju lokasi latihan yang saat itu tampak berkabut dan cukup gelap. Di lokasi latihan itulah semua peserta diminta berhenti latihan dan diamankan.
Tudingan melakukan latihan militer tersebut dibantah pengurus JAS Jawa Tengah. Humas JAS Jateng, Endro Sudarsono, menyatakan, kegiatan yang dilakukan oleh sekitar 50 orang anggota JAS itu merupakan kegiatan diklat Tanggap Bencana. Kegiatan itu dilakukan selama tiga hari sejak Jumat-Ahad. Diklat ini, katanya, diikuti oleh peserta asal Solo, Semarang, Sukoharjo, Kendal, Karanganyar dan Klaten.
“Diklat ini tujuannya untuk membekali anggota JAS untuk mengantisipasi berbagai bencana alam di Jateng. Melalui berbagai ketrampilan seperti P3K, survival, dan baris berbaris (PBB). Jadi tidak ada pelatihan militer, ” kata Endro, seperti dikutip Vivanews (20/2/2016).
Selain menyayangkan informasi yang miring itu, pihaknya juga menyayangkan upaya pembubaran dan penangkapan anggotanya oleh aparat. Menurut Endro, kegiatan diklat terpaksa dibatalkan karena Polres Temanggung menyita beberapa senapan angin dan beberapa jenis pisau dari warga di kaki Gunung Sumbing. “Panitia akhirnya berinisiatif menarik peserta diklat dari kawasan puncak Gunung Sumbing, lalu memberi klarifikasi kepada Polres Temanggung, ” ujarnya.
Kasus ini hingga berita ini diturunkan masih dalam penyelidikan kepolisian Temanggung. (mr/foto:jurnalislam)