ChanelMuslim.com – Puluhan warga Venesia melambaikan bendera merah dan kuning serta membawa koper kosong hari Sabtu (12/11) lalu dalam demonstrasi simbolis untuk menyoroti eksodus warga dari kota laguna tersebut, di mana gelombang turis dapat menghambat aktivitas kehidupan sehari-hari.
Foto gang-gang sempit di Venesia yang dipenuhi pengunjung selama liburan akhir pekan hari raya All Saints muncul di koran-koran Italia dua pekan lalu, membangkitkan debat mengenai pembatasan akses ke kota tersebut lewat sistem pemesanan.
Penduduk Venesia telah lama mengeluh bahwa berbelanja makanan dan rutinitas sehari-hari lainnya telah semakin sulit dilakukan, karena kota itu fokus pada pemenuhan kebutuhan lebih dari 20 juta turis yang diperkirakan mengunjungi kota itu setiap tahunnya.
“Ini bukan protes terhadap pariwisata, ini protes melawan kebijakan-kebijakan yang diberlakukan kota ini dalam 40 tahun terakhir,” ujar warga Venesia bernama Andrea Castelli.
“Kami tidak ingin meninggalkan kota, kami orang Venesia, kami ingin tinggal di sini jadi kami minta pemerintah kota untuk membantu kami tetap tinggal di Venesia,” tambahnya.
Memakai jubah merah dengan pinggiran bulu dan topi brokat, Castelli berpakaian sebagai Doge, pemimpin bersejarah Republik Venesia.
Setelah memimpin prosesi orang-orang membawa koper raksasa dari kardus dan menyeret tas mereka sendiri, Doge naik ke atas gondola dan secara simbolis meninggalkan kota itu.
Menurut warga bernama Sebastian Giorgi, populasi kota berkurang sekitar 1.000 orang per tahun.
Para pemrotes memasang spanduk bertuliskan “#Venexodus” di jembatan Rialto dan menempel tanda troli yang bertuliskan ‘Tanpa Warga Venesia? Jangan sebut saya Venesia lagi’.”
Papan elektronik di jendela sebuah apotek menunjukkan jumlah warga mencapai 54.926 orang. Di sebelahnya, ada tanda bahwa populasi di Venesia adalah 174.808 tahun 1951 dan 60.704 pada Maret 2008.
Selain kemacetan akibat turis, Venesia mengatakan akomodasi jangka pendek untuk turis sebagai penyebab melonjaknya biaya perumahan.
[af/voa]