• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 30 Juni, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Proklamator RI dan Uang $ 18.000 untuk Al Quds

Agustus 18, 2016
in Berita
69
SHARES
530
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

soekarno

“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”

Demikian kata-kata sang proklamator yang juga Presiden RI Pertama, Soekarno, dalam mendukung terwujudnya kemerdekaan Palestina. Berpedoman dari azas persamaan dan keadilan, Soekarno dengan lantang menghadapi negara-negara imperialis. Israel dan Amerika pun dibikin ciut oleh gertakan sang presiden.

Dukungan terhadap Palestina pernah ditunjukanSoekarno lewat pidato kenegaraannya. Saat itu Soekarno yang keluar dari PBB juga marah terhadap Israel dan beberapa negara lain yang dianggap merampas kemerdekaan negara lain. “Israel itu secara legal tidak ada,” tegas Bung Karno.

Wujud lain dukungannya terhadap Palestina ditunjukannya dengan mengusir Israel dan Taiwan dari Asian Games tahun 1962 yang berlangsung di Jakarta. Alhasil, akibat keberanian Soekarno, Komite Olimpiade Internasional mengeluarkan Indonesia sebagai peserta di Olimpiade Tokyo.

Soekarno kemudian menjadi penggagas dibentuknya GANEFO (Games of the New Emerging Forces), pesta perhelatan olahraga bersama negara-negara berhaluan kiri lainnya. Namun pesta olahraga ini hanya berlangsung sekali akibat persoalan politik yang mengelilinginya.

Meski seorang nasionalis, Soekarno memang tidak melupakan penderitaan muslim Palestina. Ia juga memberikan perhatian khusus mendukung eksistensi Masjid Al Aqsha. Tahun 1965, Soekarno, kala itu melalui perantara menteri agama, KH Saifuddin Zuhri, turut membantu pemugaran Masjid Al Aqsha. Indonesia menyumbang $ 18.000 yang disampaikan kepada Menteri Urusan Waqaf Kerajaan Yordania, sebagaimana diceritakan KH. Saifuddin Zuhri dalam bukunya Guruku Orang-orang Pesantren.

Kini perjuangan Soekarno untuk mendukung kemerdekaan Palestina seyogyanya diteruskan oleh para pemimpin bangsa saat ini. Dengan memperjuangan kemerdekaan total bangsa Palestina dari penjajahan Israel. Solusinya, seperti kata sang proklamator, satu negara, Palestina. [pz]

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

HUT RI ke-71, IMS Layani Dusun Mualaf Mentawai

Next Post

Larangan Burkini Semakin Meluas di Prancis

Next Post

Larangan Burkini Semakin Meluas di Prancis

Mampu Pertahankan Disertasi, Jazuli Juwaini Sandang Gelar Doktor

Ini Tujuh Destinasi  Danau Toba

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga