ChanelMuslim.com – Setelah setahun mengalami kebuntuan, PBB dan Bangladesh akhirnya mencapai konsensus mengenai kunjungan langsung oleh delegasi PBB ke lokasi relokasi Rohingya di sebuah pulau terpencil di Bangladesh, kata para pejabat, lapor Anadolu Agency.
PBB akhirnya memutuskan untuk mengirim tim untuk melakukan penilaian teknis di Bhasan Char, sebuah pulau terpencil di mana pemerintah Bangladesh telah mengembangkan fasilitas perumahan dan telah merelokasi lebih dari 13.000 pengungsi Rohingya dari kamp-kamp yang penuh sesak di Cox’s Bazar di tengah penentangan dari badan-badan PBB dan kelompok hak asasi manusia.
Baca juga: Arab Saudi Tidak akan Mengirim Warga Rohingya Kembali ke Bangladesh
Keputusan itu diambil menyusul pertemuan baru-baru ini antara pejabat tinggi misi PBB di Dhaka dan Kementerian Luar Negeri Bangladesh.
“Lebih lanjut untuk diskusi dengan pemerintah Bangladesh, PBB telah setuju untuk melakukan misi pertama ke Bhasan Char secepat mungkin dan sedang dalam diskusi yang sedang berlangsung dengan pemerintah tentang rincian kunjungan tersebut,” Mostafa Mohammad Sazzad, seorang Pengungsi PBB Pejabat agensi di Dhaka mengatakan kepada Anadolu Agency.
Hal itu juga dibenarkan Md Delwar Hossain, Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Bangladesh.
“Kami, Kementerian Luar Negeri Bangladesh dan PBB dalam pertemuan pekan lalu, telah mencapai keputusan resmi untuk memfasilitasi kunjungan langsung delegasi PBB ke Bhasan Char. Tur akan diadakan pada pertengahan minggu depan,” katanya.
Kementerian Luar Negeri akan memberikan dukungan teknis yang diperlukan untuk kunjungan tersebut, kata Hossain, mengungkapkan keyakinan mereka bahwa tim PBB akan puas dengan infrastruktur yang dibangun Bangladesh di pulau itu untuk memfasilitasi relokasi bertahap sekitar 100.000 Rohingya dari kamp pengungsi Cox’s Bazar yang penuh sesak.
Baca juga: Kebakaran Terjadi di Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh
Bangladesh menampung sekitar 1,2 juta pengungsi Rohingya di kamp-kamp darurat yang sempit di Cox’s Bazar, yang dianggap sebagai pemukiman pengungsi terbesar di dunia. Sebagian besar telah melarikan diri dari kekerasan setelah tindakan keras militer di negara bagian Rakhine Myanmar pada 2017.
Pulau, tempat 13.000 pengungsi telah dipindahkan, dikatakan rawan banjir. Kelompok hak asasi telah menyerukan agar proses tersebut ditangguhkan sebelum laporan kelayakan lengkap tentang kelayakan hunian dan perlindungan pulau tersebut telah dilakukan.[ah/anadolu]