PASUKAN Israel telah menabrak kapal milik Armada Sumud Global yang menuju Gaza, mengerahkan meriam air terhadap armada tersebut dan menganiaya aktivis di atas kapal.
“Pendudukan Israel menggunakan kekerasan terhadap kapal-kapal kami, dengan sengaja menabrakkan salah satunya, mengerahkan meriam air, dan secara brutal menganiaya tahanan damai dari 50 negara di seluruh dunia,” tulis Komite Internasional untuk Mematahkan Pengepungan di Gaza (ICBSG) di X pada hari Rabu (1/10/2025).
Komite tersebut memperingatkan bahwa pemerintah harus campur tangan, dengan mengatakan, “masyarakat di seluruh ibu kota dunia semakin marah.”
Armada Global Sumud, yang membawa bantuan kemanusiaan dan perlengkapan medis, telah berlayar pada akhir Agustus.
Dilansir dari trtworld, bahwa pasukan angkatan laut Israel mencegat konvoi di perairan internasional, mengganggu komunikasi sebelum menaiki beberapa kapal, termasuk Alma dan Sirius.
Armada Global Sumud kemudian menyatakan bahwa Israel juga menyerang kapal Spectre, Dir Yessine dan Aurora.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mereka menuduh Israel memblokir panggilan darurat dan menargetkan pekerja kemanusiaan yang tidak bersenjata.
Menurut ICBSG, aktivis dari lebih dari 45 negara berada di armada tersebut.
Misi tersebut menandai upaya terbesar dalam beberapa tahun untuk mematahkan blokade di Gaza, dengan sekitar 50 kapal yang membawa 532 pendukung sipil.
Serangan terhadap armada tersebut telah memicu kecaman dan protes di banyak kota.
Pasukan Israel Serang Kapal Kemanusiaan Sumud Flotilla dengan Meriam Air
Baca juga: Israel Culik Ratusan Relawan Global Sumud Flotilla di Perairan Internasional
Demonstrasi telah diadakan di Istanbul, Roma, Barcelona, Berlin dan Brussels, dengan para aktivis menuntut pembebasan tahanan dan pertanggungjawaban atas apa yang mereka gambarkan sebagai penggunaan kekuatan ilegal oleh Israel di perairan internasional.
Kelompok hak asasi manusia dan koalisi bantuan telah menyuarakan seruan untuk tindakan internasional yang mendesak guna memastikan keselamatan orang-orang di dalam kapal dan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau warga Palestina di Gaza.
Daerah kantong yang berpenduduk 2,4 juta jiwa itu telah berada di bawah blokade Israel selama hampir 18 tahun, dan organisasi-organisasi kemanusiaan telah berulang kali memperingatkan akan terjadinya kekurangan parah dalam hal makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
Penyelenggara armada mengatakan mereka akan melanjutkan upaya untuk menantang blokade meskipun ada serangan Israel sebagai bagian dari gerakan global yang lebih luas dalam solidaritas dengan Palestina.[Sdz]