AMANAH adalah syarat utama para pejabat. Sekecil apa pun jabatannya. Terlebih lagi, amanah di bidang keuangan.
Indonesia patut bangga dengan sosok seorang pejabat keuangan era Orde Lama. Ia adalah Syafrudin Prawiranegara. Pernah menjabat Menteri Keuangan, Menteri Kemakmuran, dan Gubernur Bank Indonesia pertama di Indonesia.
Salah seorang ekonom yang juga tokoh Masyumi ini juga dikenal dengan program keuangannya yang fenomenal: Gunting Syafrudin. Yaitu, memotong nilai uang karena peristiwa inflasi yang luar biasa.
Jangan bayangkan pria kelahiran Banten ini hidup dalam gelimang kemewahan, meskipun sebagai orang nomor satu di bidang keuangan. Jangankan mobil, rumah pun ala kadarnya.
Untuk menambah pendapatan keluarga, bahkan istri Syafrudin: Siti Halimah, tak malu berdagang gorengan di depan rumahnya.
Anaknya sempat bertanya ke ibunya, apa nggak malu istri seorang pejabat keuangan dagang sukun goreng?
Siti Halimah menjawab tegas: kenapa harus malu, selama tidak mencuri uang rakyat, selama tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Ketika menjabat Gubernur BI, ada salah seorang tokoh Masyumi lain yang menemui Syafrudin untuk membicarakan peluang investasi bisnis. Syafrudin menjawab, “Aku ini pejabat Bank Indonesia, bukan Bank Masyumi. Jadi, jangan manfaatkan kedekatan ini untuk mencari kemudahan prosedur.
Meskipun, apa yang dilakoni tokoh Masyumi pebisnis itu bukan bisnis haram. Bukan juga dengan niatan korupsi dan lainnya.
Ada hal lain yang begitu menarik dari kesederhanaan tokoh yang ditetapkan pemerintah menjadi pahlawan ini. Ketika anak keduanya lahir, Chalid Prawiranegara, istrinya tak punya ‘gurita’ untuk dipakaikan ke sang bayi. Akhirnya, Siti Halimah menyobek kain sepreinya untuk dijadikan ‘gurita’.
Andai tokoh keuangan sekaliber Syafrudin Prawiranegara ini masih ada di republik ini. Rasanya, tak ada kasus-kasus mafia, korupsi, pencucian uang, dan semacamnya. Dan, Indonesia menjadi sangat sejahtera.
**
Nilai utama seorang pejabat, apa pun tingkatannya, adalah amanah. Terlebih lagi di bidang kuangan.
Ia secara sadar memahami bahwa Allah subhanahu wata’ala Maha Tahu apa pun yang dirahasiakannya. Suatu hari nanti, Allah akan memperlihatkan semua amal setiap orang.
Di situlah perbedaannya: mana pejabat yang sadar dengan amanahnya, dan mana pejabat yang justru hobi memanipulasi amanahnya.
Tunaikanlah amanah yang dibebankan kepada kita, meskipun nilainya terasa tak seberapa. [Mh]