ChanelMuslim.com–Bulan April identik dengan Kartini, tokoh perempuan Indonesia yang mendunia karena sepak terjangnya di masa penjajahan. Kini, sosok Kartini bisa juga dijumpai di masa Pemilihan Umum, salah satunya para perempuan Saksi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang berjibaku mengamankan C1.
Menjadi Saksi bukanlah hal mudah. Selain membutuhkan fisik dan mental yang mumpuni, siap berjaga hingga larut malam, seorang Saksi juga harus cermat mendata setiap suara saat perhitungan. Seperti yang dialami Elis Sulastri, warga Kota Baru Bekasi Barat yang baru pertama kali menjadi Saksi. Ia yang sedang hamil 5 bulan dan tetap bertahan selama 24 jam di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Bersama sang suami, Sigit Pramono, Elis mengawal TPS 37 dan 38. Selama 24 jam lebih, Elis mengawal suara PKS dan kembali ke rumah setelah mendapatkan C1.
Elis mengaku, ia dan suami kagum dan bangga dengan kader-kader PKS yang dengan sabar membimbing mereka berdua yang belum berpengalaman di bidang politik.
“Terima kasih atas apresiasi dan doanya. Kami pun sangat sangat berterima kasih terhadap semua pengurus PKS yang sudah mau membimbing kami yang belum berpengalaman bahkan terjun langsung di bidang politik. Kader-kader PKS sangat merangkul kami walaupun kami bukan dari bagian mereka. Hal ini yg membuat saya dan suami kagum dan bangga kepada kader-kader PKS,” ujar Elis dalam laman Facebook Enjang Anwar Sanusi, (18/4).
[gambar1]
Elis dan suami mengaku tidak mengharapkan apa-apa, melainkan hanya berharap agar pemilu berjalan lancar.
“Kami tidak mengharapkan ini dan itu, apalagi hanya mengharapkan honor semata. Yang kami harapkan hanyalah agar proses pemungutan suara berjalan lancar tanpa adanya kecurangan. Kami melakukan ini tulus lillah dan kami niatkan jihad dengan tenaga mengantarkan pemimpin yang amanah untuk negeri ini,” tambahnya.
Ia dan suami juga bersedia jika diajak bergabung bersama PKS.
“Jikalau saya dan suami diajak atau diminta untuk bergabung dengan PKS, insya allah kami akan bersedia selagi ada kesehatan dan umur panjang,” ungkapnya.
Senada dengan istrinya, Sigit juga berharap agar para kader PKS tetap istiqomah mengawal proses demokrasi dari kecurangan. Usai menyetorkan lembar C1 ke DPRa PKS Kota Baru Bekasi Barat, Sigit pun mengantar istrinya ke bidan untuk memeriksakan kandungan. Semoga anak yang terlahir nanti menjadi mujahid seperti kedua orang tuanya.
Di lain pihak, ada pula Tia, seorang Saksi PKS di Semarang yang tengah hamil 9 bulan. Sejak Rabu, 17 April 2019 hingga Kamis, 18 April 2019, ia mengawal C1 di TPS. Pada malam harinya, seorang bayi perempuan mungil lahir dari rahimnya. Barakallah Tia, semoga anak yang dilahirkan mempunyai jiwa mujahadah seperti ibunya.
Dari foto-foto yang beredar di media sosial, tampak juga seorang ibu yang tengah menggendong balitanya. Hebatnya, ibu ini sedang mengisi C1 di TPS dan tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu. Menjadi Saksi hingga larut malam bahkan hingga pagi tetap dilakoni demi proses demokrasi yang jujur.
Masih banyak lagi potret para perempuan yang menjadi Saksi dari PKS yang tidak terekam kamera. Juga jangan lupakan tim Logistik yang juga dikomandoi para wanita atau akhwat yang memastikan suplai makanan untuk para Saksi di lapangan tetap aman terkendali.
Sejatinya, menjadi Kartini bukanlah kesetaraan akan kekuatan pria dan wanita secara fisik. Namun, pengakuan dan kebebasan perempuan untuk melakukan aktivitas di ruang publik yang tidak melanggar fitrahnya sebagai seorang perempuan. Selamat Hari Kartini.[ind]