ChanelMuslim.com – Palestina mengecam keputusan Amerika Serikat (AS) yang akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Mei mendatang.
"Langkah ini secara langsung dan sengaja melanggar identitas dan eksistensi rakyat Palestina," ujar pernyataan resmi pemerintah Palestina, Sabtu kemarin.
Washington mengaku siap membuka kedutaannya di Yerusalem pada 14 Mei, hari di mana Israel didirikan dan secara resmi diakui oleh Washington pada 1948.
Pemerintah Palestina menegaskan tanggal tersebut sengaja dipilih untuk menyakiti hati dunia Arab.
"Ini adalah langkah yang tidak dapat diterima," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
"Langkah sepihak AS ini tidak akan memberikan legitimasi kepada siapapun dan akan menghambat upaya perdamaian di kawasan," tegas Nabil.
Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat mengatakan Trump tidak lagi menjadi bagian dari solusi Israel-Palestina, tetapi justru menjadi masalah.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina di mana orang-orang Palestina berharap Yerusalem Timur – yang sekarang diduduki oleh Israel – dapat berfungsi sebagai ibu kota Palestina.
Israel pertama kali menduduki Tepi Barat Palestina, termasuk Yerusalem Timur, selama Perang Timur Tengah 1967.
Pada 1980, Israel mengokupasi seluruh daerah di sana dan mengklaimnya sebagai ibu kotanya.
Hukum internasional terus memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan dan menganggap semua aktivitas pembangunan permukiman Yahudi di atas tanah tersebut adalah ilegal.[ah/anadolu]