ChanelMuslim.com—Hanya dalam hitungan hari saja fenomena ‘om telolet om’ menjadi trending topic atau topik utama di lini massa jaringan media sosial. Bukan hanya di dalam negeri, aksi peminta sopir bus umum untuk membunyikan klakson, ini menyita perhatian dunia.
Tak seperti guyonan tokoh anonim Mukidi yang juga fenomenal di jagat media sosial, ‘om telolet om’ mengundang tawa bagi penonton yang menyaksikan aksi, umumnya anak-anak dan remaja, meminta klakson bus dibunyikan. Memang, bedanya jika Mukidi bikin ketawa lewat kata-kata tertulis yang diviralkan, ‘om telolet om’ tersebar lewat gambar-gambar atau video.
‘Om telolet om’ merujuk pada suara klakson modifikasi yang dimiliki sejumlah bus antarkota yang melintas seperti di jalur pantai utara (pantura) sepenjang Jawa Tengah-Jawa Timur. Suara klakson yang khas ini menarik minat anak-anak dan remaja yang menunggu di pinggir jalan. Sedangkan kata ‘om’ sendiri sebagai tanda sapaan kepada orang, lelaki yang lebih tua, yakni supir bus.
Aksi tersebut menjadi viral mendunia ketika sejumlah disc jocky (DJ) papan atas seperti Martin Garrix turut mencuitkannya. Hingga tak sedikit komentar di kolom twitter milik kandidat presiden AS terpilih Donald Trump yang berisi permintaan agar sang presiden yang resmi menjabat pada 2017 itu membunyikan klakson ‘om telolet om’.
Sekjen Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), dr Josephine R, seperti dikutip Republika Online (23/12/2016), menilai tidak ada ilmu medis yang mampu menjelaskan fenomena klakson telolet. “Saya lihat dari sisi psikologis saja. Artinya kita mungkin sudah capek dengan sesuatu yang sangat serius. Artinya menguras energi untuk berkonflik,” katanya.
Menurutnya, fenomena telolet merupakan bentuk kebutuhan bangsa terhadap suatu hal yang menyenangkan atau menghibur. “Ada sesuatu yang membuat kita ketawa bareng, tanpa ada unsur yang membuat kita berbeda. Mungkin ajakan itu yang awalnya tak bertujuan demikian, tetapi akhirnya menjadi dibawa ke arah sana,” tutur dia.
Ia menilai, hal yang membuat masyarakat merasa senang, bukan saat mendengat klakson telolet berbunyi. Namun, terenuhinya keinginan untuk berinteraksi. “Seperti butuh perhatian, diberikan perhatian. Sebetulnya kalau kita mau melihat sesederhana itu saja,” jelasnya. (mr)