Chanelmuslim—Hampir setahun yang lalu, tepatnya Selasa (7/4/2015) sekira pukul 13.25 WIB, seorang remaja bernama Mario Steven Ambarita, nekad menyusup ke sebuah pesawat Garuda Indonesia yang hendak take off di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.
Pesawat dengan nomor penerbangan GA 177 itu lepas landas menuju Jakarta. Mario yang tak memiliki tiket resmi tersebut berusaha ikut terbang dengan cara naik ke bagian roda pesawat!
Penerbangan selama 90 menit itu berjalan mulus. Namun, saat pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, petugas bandara mendapati Mario dalam kondisi menggigil dan keluar darah dari lubang telinganya, saat dirinya keluar dari sela roda pesawat. Petugas pun mengamankannya. Mario kemudian diserahkan ke aparat hukum karena dianggap melanggar hukum soal penerbangan.
Mario selanjutnya ditetapkan sebagai tersangka oleh PPNS Dirjen Perhubungan Udara. Namun, PPNS tidak melakukan penahanan karena ancaman hukuman di bawah lima tahun penjara dan mengembalikan yang bersangkutan ke orang tuanya di Rokan Hilir.
Setelah dikembalikan ke keluarganya, Mario lagi-lagi kembali membuat ulah dengan cara melarikan diri sebelum akhirnya ditemukan di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara pada 19 April 2015.
Setelah berkas tuntutan hukumnya dinyatakan lengkap dan disidang, Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Pekanbaru menuntut Mario dengan hukuman tujuh bulan penjara.
Sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Pekanbaru dipimpin Ketua Majelis Hakim Irwan Efendi, Rabu(23/3), itu JPU Neni Lubis, SH menyatakan terdakwa secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar pasal 421 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
“Dalam kasus ini, kami tidak mewajibkan terdakwa membayar denda,” ucap JPU Neni. Menurutnya, tuntutan itu berdasarkan keterangan saksi, fakta yang mencuat di persidangan, beserta barang bukti yang dihadirkan. Tuntutan juga mempertimbangkan hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa.
Saat mendengar tuntutan tersebut, terdakwa terlihat santai tanpa ekspresi berlebihan. Begitu juga saat diberikan kesempatan oleh hakim terkait tuntutan itu, Mario menyatakan menerima tanpa mengajukan pembelaan.
Pada suatu kesempatan, Mario mengaku melakukan aksi nekatnya terbang ke Jakarta dengan cara menyusup pesawat karena ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Mario selama ini mengaku sebagai penggemar berat Presiden yang kerap disapa Jokowi itu.
Karena beralasan tak punya ongkos itu ia pun nekad. Padahal aksinya itu sangat berbahaya bagi keselamatan dirinya karena perbedaan tekanan tubuh dan lingkungan bisa memicu pendarahan berat melalui lubang-lubang tubuh, membuat paru-paru dan jantung bengkak. Ditambah temperatur ekstrim dingin dalam keadaan seketika mencegah tubuh beraklimatisasi dan dapat berakibat pada kematian! (mr/Antara/Republika/Riauterkini)