ChanelMuslim.com – Nama Sinta Yudisia tiba-tiba disebut oleh Arie Untung dan Fenita Arie di panggung utama Islamic Book Fair 2018. Ia menyisihkan tujuh penulis novel fiksi dewasa lainnya seperti Habiburrahman El Shirazy, Maya Lestari GF, Syiffanis Amaar, Pipiet Senja, Intan Savitri, Riawani Elyta, Aguk Irawan MN.
Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) periode 2013-2018 tidak menyangka mendapat penghargaan fiksi dewasa islami terbaik.
“Alhamdulillah ini kemenangan kedua, setelah sembilan tahun lalu dengan ‘The Road to The Empire’ yang di kategori yang sama juga telah memenangkan penghargaan ini,” kata ibu empat orang anak ini, Rabu (18/4/2018).
Menurutnya Alloh SWT telah memberikan rezeki dan limpahan nikmat menjadikan Reem menjadi fiksi dewasa terbaik.
“Semoga kita saling terpacu untuk menjadi alim ulama yang terus mewariskan kepada umat sebagaimana tema Islamic Book Fair ini menjayakan Islam melalui literasi,” harapnya.
Ia juga berpesan kepada penulis muda untuk tetap bermimpi besar.
“Kita harus punya mimpi besar. Jika tidak punya mimpi maka kita harus punya musuh bersama yaitu kebodohan,” kata hafizoh 10 juz quran ini.
Hal ini karena ketika kita merencanakan keduanya, kata Sinta, maka kita akan meraih kejayaan dan kesuksesan bersama-sama.
“Dan tidak ada satupun orang yang berhasil karena pribadi. Saya, Alhamdulillah meraih penghargaan karena dibantu oleh banyak pihak termasuk teman-teman FLP yang banyak sekali memberikan masukan dan kritikan sehingga saya bisa mengasah diri mampu berkembang dari waktu ke waktu,” tegasnya.
Ibrahim Ayyasy, anak lelaki Sinta Yudisia mengaku pantas, ibunya meraih penghargaan fiksi Islam dewasa terbaik.
“Ya, bagaimana ya. Umi sih dari buku reem banyak kerja kerasnya. Enggak langsung sukses banyak rintangannya. Maka saya kira ia umi pantas mendapar penghargaan tersebut,” katanya.
Ia juga berharap bisa menyusul ibunya menjadi penulis terbaik di negeri ini.
“Semoga saya bisa menyusul umi,” pungkasnya. (Ilham)