ChanelMuslim.com – Mulai tahun 2023, warga di negara bagian Victoria bisa mendapat 10 sen dolar Australia dari setiap kemasan botol yang didaur ulang. Tapi praktik ini sudah dilakukan di negara-negara bagian lainnya.
Dalam setiap botol minuman Australia, terdapat tulisan yang menyebutkan botol bisa dikembalikan ke tempat daur ulang dan setiap kaleng yang dihargai sekitar Rp 1.000.
Negara bagian Victoria dengan ibukota Melbourne akan menjadi negara bagian terakhir di Australia yang akan menerapkan, dengan tujuan mengurangi pembuangan sampah dan mendorong warga untuk mendaur ulang.
"Kita akan menerapkan skema pembelian kaleng minuman di Victoria," tulis Premir Daniel Andrews, kepala negara bagian Victoria.
"Ini akan mengurangi sampah."
"Dan merupakan satu bagian untuk membuat perubahan besar dalam industri daur ulang di negara bagian ini," katanya.
Dalam unggaham terpisah di Facebook, Menteri Energi, Lingkungan dan Perubahan Iklim Victoria Lily D'Ambrosio mengatakan skema akan mulai diberlakukan tahun 2023, setelah pemilihan umum negara bagian tahun 2022.
"Ini akan mengurangi sampah plastik dan sampah lainnya yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)." kata D'Ambrosio dalam postinganya.
"Akan mengurangi sampah dan bisnis bisa memiliki bahan daur ulang yang bisa diubah menjadi produk baru."
"Ini adalah fase pertama dari serangkaian reformasi di industri daur ulang di Victoria."
Di tahun 1977, negara bagian Australia Selatan dengan ibukota Adelaide menjadi negara bagian pertama yang menerapkan insentif bagi warga yang mendaur ulang botol dan kaleng minuman setelah isinya dikonsumsi.
Kemudian disusul Northern Territory, 35 tahun kemudian, di tahun 2012, lalu New South Wales di tahun 2017 dan Queensland di tahun 2018.
Dua negara lain Australia Barat dan Tasmania juga sudah mengatakan akan melakukan hal yang sama, sehingga Victoria menjadi negara bagian terakhir yang mengikuti program ini.
Partai Liberal / Nasional sebelumnya bulan ini sudah mengatakan menerapkan program serupa bila mereka menang pemilu, guna mengurangi sampah dan membantu klub dan badan lain untuk mengumpulkan dana.
Anggota parlemen dari Partai Hijau, Ellen Sandell mengatakan partainya sudah melakukan kampanye mengenai masalah ini selama lebih dari 10 tahun dan menyambut baik keputusan pemerintah pimpinan Premier Daniel.
Namun ia mengatakan skema ini seharusnya diterapkan sesegera mungkin.[ah/abc]