Setelah bertahun-tahun diabaikan, komunitas Muslim Malawi telah memperkuat tekad mereka untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak cacat di negara Afrika bagian selatan tersebut.
“Pada sebagian besar masyarakat pedesaan di Malawi, beberapa keluarga tidak menghargai pendidikan bagi anak-anak cacat. Anak-anak ini hanya terkunci di rumah. Mereka dijauhkan dari sorotan publik,” kata Sheikh Dinala Chabulika, Koordinator Nasional Biro Informasi Islam (IIB) kepada OnIslam.net.
“Situasi ini cukup menyedihkan, karena anak-anak ini kehilangan kesempatan untuk mengakses pendidikan.
“Sangat disayangkan, beberapa masyarakat bahkan menganggap anak-anak penyandang cacat ini sebagai kutukan. Oleh karena itu, orang tua dari anak-anak ini merasa dikucilkan karena memiliki anak cacat. Dan ini semakin memperburuk situasi,” kata Chabulika.
Chabulika mengatakan melalui keterlibatan Asosiasi Guru Muslim (Muta), sebuah inisiatif IIB, baik komunitas Muslim dan Kristen mulai peka terhadap kebutuhan untuk mendidik anak-anak cacat.
“Kami memberitahu masyarakat, baik Muslim maupun Kristen yang cacat bahwa tidak menjadi alasan untuk mengecualikan anak-anak dalam mengakses pendidikan. Pendidikan merupakan hak asasi manusia oleh karena itu, setiap orang harus memiliki hak tanpa harus mengalami diskriminasi atas dasar cacat.”
Kepala Senior Kadewere dari wilayah yang didominasi Muslim itu mengakui bahwa kedua komunitas Muslim dan Kristen tidak berbuat banyak untuk mendidik anak-anak cacat.
“Selama ini, kita harus mengakui bahwa kita telah gagal sebagai bangsa untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada anak-anak cacat. Jumlah anak-anak cacat mengakses pendidikan semakin menurun. Efek dari kelalaian ini bisa kita lihat dengan nyata,” jelas Kepala Senior Kadewere kepada OnIslam.net.
“Saya secara pribadi memperjuangkan pendidikan di daerah saya. Apa yang saya lakukan adalah sepenuhnya mengirim anak-anak mereka ke sekolah. Melalui dukungan dari kepala junior saya, kami memeriksa rumah-rumah penduduk untuk memastikan bahwa tidak ada keluarga yang memiliki anak cacat harus diisolasi dan tidak mendapatkan pendidikan,” pungkas Chabulika.[af/onislam]