ChanelMuslim.com – Muslim Ethiopia pada hari Senin ini menyambut bulan suci Ramadhan setelah digelarnya konferensi besar ulama yang mempromosikan persatuan dan pemahaman di antara umat Islam.
Mayoritas Muslim Ethiopia telah kecewa dengan Majlis selama beberapa dekade terakhir karena persepsi bahwa anggotanya ditugaskan oleh pemerintah.
Dalam sambutannya di Konferensi Ulama Muslim Ethiopia Rabu lalu, perdana menteri Abiy Ahmed menggarisbawahi bahwa komunitas Muslim yang kuat akan menjadi dasar bagi persatuan Ethiopia.
Para pemimpin Muslim yang berpengaruh di konferensi itu sepakat untuk berkompromi dan bekerja untuk pembentukan Dewan Tertinggi Urusan Islam yang dipilih, atau Majlis.
Pembentukan badan semacam itu telah diadvokasi selama beberapa dekade terakhir oleh banyak aktivis Muslim, yang kebanyakan dipenjara dan disiksa di penjara karena menuntut hak-hak sipil dan agama Muslim.
"Ini adalah pencapaian besar tidak hanya untuk Muslim Ethiopia, tetapi juga untuk seluruh bangsa," Zekeriya Mohammed, seorang jurnalis dan penulis terkenal, mengatakan kepada Anadolu Agency.
Menggarisbawahi kekhawatiran akan prospek kegagalan konferensi, Mohammed mengatakan keberhasilannya membawa air mata sukacita bagi jutaan Muslim Ethiopia.
"Fakta bahwa ini semua terjadi pada malam menjelang bulan Ramadhan menjadikan Ramadhan tahun ini istimewa; yang akan menjadi yang paling damai. Saya berharap itu akan menjadi bulan ketika doa kita untuk bangsa kita akan diterima oleh Allah, "Kata Zekeria.
Muslim bersatu
Omer Redi adalah pemilik Ifriqiyah Media dan Komunikasi yang berbasis di ibukota Ethiopia, Addis Ababa. Dia bekerja di samping sebagai koresponden dengan media asing.
Ini adalah pertama kalinya dalam bertahun-tahun bahwa Muslim Ethiopia menyambut bulan suci Ramadhan dengan "persatuan sejati", Redi mengatakan kepada Anadolu Agency, menambahkan bahwa perbedaan kecil dalam kepercayaan di masa lalu menyebabkan keretakan yang luas di dalam komunitas Muslim.
"Ini sekarang berubah berkat persatuan di antara para ulama dan ulama Syaikh yang mengikuti berbagai mazhab yang berbeda," katanya.
Dia menekankan iklim kebebasan relatif yang dinikmati oleh komunitas Muslim dan juga semua orang Ethiopia setelah "tiga dekade tirani", menambahkan bahwa ini hanya dimungkinkan melalui kepemimpinan politik baru.
"Ini nyata dalam pembebasan dari penjara perwakilan komunitas Muslim lebih dari setahun yang lalu dan keterlibatan aktif mereka dalam urusan komunitas Muslim dan reformasi Dewan Tertinggi Urusan Islam Ethiopia [Majelis]," katanya.
Sebagian besar Muslim Ethiopia adalah Sunni dan Muslim di Ethiopia merupakan 34% dari lebih dari satu juta populasi, menjadikan negara itu rumah bagi populasi Muslim terbesar kedua di Afrika Sub-Sahara setelah Nigeria.[ah/anadolu]