ChanelMuslim.com – Sejak resmi tayang di bioskop tanah air, Film besutan Hanung Bramantyo dari rumah produksi Dapur Film mengundang pro dan kontra. Film dengan judul sangat sakral bagi umat islam ini yaitu “Hijab” seolah membedah makna “hijab” sebenarnya.
Hijab , kata yang berasal dari bahasa Arab yang dimaknai sangat detail jika diuraikan secara mendalam oleh orang yang alim (paham ilmu agama). Tentu lebih sulit untuk menginterpretasikan dalam sebuah wadah bernama Karya Film.Hijab yang diidentikkan dengan perempuan ini bermakna sebuah ketaatan kepada Allah, Hijab itu menjaga diri, hijab itu kesucian, hijab itu rasa malu, hijab itu rasa cemburu bahkan hijab itu menunjukkan keimanan seorang muslimah.
Sementera film ini menampilkan hijab yang sangat kompleks, tidak satu kesatuan dan cendrung menampilkan Islam yang liberal. Dimana muslimah sebagai seorang istri dipandang sangat dangkal, kaku dan cendrung “terzalimi” oleh kekuasaan seorang lelaki bernama suami.
Meski film ini diklaim bukan film religi, tetapi penggunaan judul secara tidak langsung mengarahkan pikiran orang kepada muslimah, perempuan muslim.
Lalu,ketika film ini sudah beredar luas , tentu pro dan kontra akan menjadi suatu hal yang biasa. Pro karena adanya realita tren hijab yang coba ditampilkan dalam karya ini dan sebagai muslimah yang bijak akan menjadikan film ini sebagai jembatan untuk memaknai penggunaan hijab yang sesuai dengan aturan syariah Islam.
Seperti diceritakan bahwa Film Hijab berkisah tentang persahabatan empat perempuan, yaitu Zaskia sebagai Sari yang memakai jilbab syari, Carissa Putri (Bia) yang berjilbab modis, Tika Bravani (Tata) yang mengenakan turban untuk menutupi kepalanya yang botak, serta Natasha Rizky (Anin) yang memilih tak berhijab dan satu-satunya perempuan yang belum menikah di antara mereka.
Sebagai penonton yang bijak, tentu akan mengkritisi film ini dengan membedah secara mendalam. “Benarkah Islam mengajarkan seperti ini?, Hijab seperti apa yang diinginkan Allah dikenakan oleh hambaNya?”.
Penonton terutama “muslimah” yang bijak bukan meniru begitu saja tren hijab yang dikenakan, pergaulan yang ditampilkan tetapi mereka akan menelaah lebih lanjut.
Tentunya, bagi yang pro terhadap film ini akan mendapatkan hidayah bagaimana islam sebenarnya mengatur tentang hijab.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) berkomentar tentang film ini bahwa ada pesan moral yang disampaikan.
Yup, banyak pesan moral yang disampaikan , tentang realita cara berhijab sebagian kaum hawa Indonesia, dengan berbagai model dan style.
Sementara, bagi yang kontra terhadap karya Hanung Bramantyo ini tentu saja berusaha menguraikan alasan kenapa film ini dianggap tidak layak untuk ditonton.
Seperti yang disampaikan oleh Hanum Rais penulis buku 99 Cahaya di Langit Eropa dalam akun facebook pada 16 Januari 2015 lalu, bahwa film ini tidak recomended untuk ditonton karena menampilkan Islam yang memiliki kemunafikan sebagai islam.
“Bagaimana mungkin yah, judulnya HIJAB tetapi menyatiri,
mengkomikalisasi orang berkerudung jika tak boleh
mengatakan menyinyiri orang-orang yang memakai hijab
sebagai transformasi keterpaksaan, pemaksaan kehendak
suami, atau sekedar fashion trend, dan mengelak dari realita
bahwa sebagian besar orang berjilbab karena keteguhan hati
akan perintah agama bukan yang lain,” tulis Hanum di status
Facebook-nya.
Lalu, ketika pro dan kontra ini menjadi acuan dalam menonton film keluaran Dapur Film ini, tentu kita bukan pengamat yang bijak dalam berkomentar. Sah-sah saja sebuah karya didukung dan ditolak, tentu dengan cara yang baik.
Seperti yang disampaikan Anin dalam akhir Film ini bahwa “Hijab bukan hasil, hijab adalah proses”.
Yup, Hijab adalah sebuah bagian dari keimanan seorang perempuan ketika dirinya sudah baligh. Sebuah bukti ketaatan akan perintah Allah Taala yang menjadi pembeda dirinya dengan non muslim.
Seharusnya, hijab adalah proses seorang muslimah saat dirinya baligh agar menutup seluruh auratnya. Bahwa Hijab bukanlah sebuah pilihan dalam Islam tetapi merupakan fitrah muslimah saat dirinya menginjak dewasa.
Fitrah dan bukti ketundukan akan perintah Allah Taala :
Artinya : Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu,
anak- anak perempuanmu dan istri – istri orang
mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar
mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka
tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.(Al-Ahzab 59)
Lalu, bagaimana film “Hijab” ini menurut Anda?
(ummumubarok)