ChanelMuslim.com – Dalam tabligh akbar dalam rangka maulid Nabi Muhammad SAW, Anies Baswedan yang menghadiri kegiatan Majelis Rasulullah memberikan pesan bagi masyarakat khususnya warga Jakarta.
“Di hari ini, Monas merasakan keberkahan dengan hadirnya kegiatan dari Majelis Rasulullah,” ujar Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, Selasa (20/11).
Solawat dan salam semoga tak pernah putus dikirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw.
Anies Baswedan merasa bersyukur, Monas menjadi lokasi yang secara rutin diramaikan dengan acara yang berkah berupa majelis.
Sebagai perwakilan dari pemerintah provinsi, ia sangat mengapresiasi dan berterima kasih menjadikan Monas tempat yang berkah. Monas telah menjadi tempat bersolawat setiap tahun. Pemerintah Daerah Jakarta selalu menyambut suka cita setiap Majelis Rasulullah merencanakan kegiatan tabligh akbar.
“Pagi ini terasa cerah, sinar matahari terang benderang menerangi kita semua, tapi hati kita sejuk tidak merasa panas,” tambah Anies saat memberikan sambutan.
Jamaah yang datang memang niat berkumpul untuk memuliakan dan menunjukkan rasa kecintaan, kepada Nabi Muhammad SAW.
Maulid ini penting menjadi peringatan. Bukan saja mengingat dan menunjukkan rasa cinta, tapi ini kesempatan bagi umat muslim. Sahabat muslim bisa mengukur seberapa jauh dan seberapa dekat dengan sifat Nabi khususnya sifat siddiq, amanah, tabligh dan fathonah.
“Semoga kita termasuk dalam golongan yang dekat dengan sifat-sifatnya,” jelasnya.
Selain itu, Anies Baswedan juga memberikan pesan penting yang tak bisa dilewatkan. Terkait minggu-minggu dan bulan ke depannya, musim penghujan datang dan masyarakat khususnya yang tinggal, kerja, lewat Jakarta harus siap-siap. Kemungkinan banjir akan selalu datang.
Meski air hujan diberikan Allah sebagai berkah di muka bumi, tapi jika perbuatan manusianya tidak bisa menjaga keberkahan itu akan sia-sia.
Tanah tak lagi terbuka menangkap air hujan. Tanah sudah tertutup dengan aspal, bangunan rumah dan gedung, sehingga air yang diturunkan dari langit tidak masuk ke bumi.
“Kita halangi air itu dari masuk ke bumi, apa dampaknya, manusia merasakan dari tahun ke tahun adanya limpahan air yang membuat banjir,”ungkapnya.
Oleh karena itu, Anies sudah memulai gerakan untuk mengembalikan air hujan ke dalam bumi.
Di Jakarta, setiap tahun permukaan tanah turun 7 cm karena air tanahnya disedot, sedangkan air tanahnya tidak menerima asupan dari langit yang turun lewat hujan. Air hujan justru dialirkan ke laut dan tidak masuk ke bumi.
Efeknya, bumi atau tanah di Jakarta turun 7 cm pertahun. Ketika mengulanginya hingga 10 tahun, tanah Jakarta bisa turun 70 cm.
Dalam menyelamatkan Jakarta, maka siapapun orangnya harus kembali pada sunnahtullah. Secara sunnahnya, air hujan masuk ke dalam bumi – tanah Jakarta.
“Hulu kita ada dua, satu di bogor, satu di atap rumah. Muara kita satu di pantai, satu di halaman rumah kita,” kata Anies.
Jika setiap orang memasukkan air hujan ke dalam lubang rumah masing-masing – di tanah Jakarta, berarti masyarakat tidak mengirimkan air hujan ke luar dan tidak menghasilkan banjir.
“Jelasnya, saya ngajak semuanya ikut gerakan ini, kita ingin membangun secara masif berupa sumur-sumur, drainase vertikal di rumah-rumah sehingga kita bisa menjawab, bahwa kita tidak termasuk rombongan mereka yang mengirimkan air ke luar rumah – tanah,” tutupnya. (Firda)