ChanelMuslim.com – Terlalu rumit untuk diceritakan lebih dalam tapi benarlah wanita itu tak butuh uang yang banyak yang mereka butuhkan hanyalah kasih sayang dan perhatian. Suamiku, maafkan istrimu selingkuh.
Meski aku akui suamiku adalah lelaki bertanggungjawab pada keluarga, pekerja keras dan selalu memberikan semua yang kami inginkan. Tapi sayang dirinya tak pernah memberikan kasih sayang padaku.
Aku menyebut diriku “jablay” jarang dibelai. Batinku selalu menangis disaat memandang para ummahat ketika digenggam tangannya oleh suaminya. Menangis disaat ada raut senyuman saling pandang memandang di wajah mereka.
Saat mereka saling bercerita, persis di dekatku. Mereka bercerita banyak hal mulai dari makanan, anak-anak hingga kajian yang mereka dengarkan. Begitu asyik mereka dalam perbincangan, tatapan dan genggaman tangan bak pengantin baru setiap saat. Sering aku temukan keluarga seperti itu di kajian-kajian yang aku datangi.
Aku hanya bisa membatin dengan air mata yang terus mengalir. Ya, aku cemburu pada mereka. Aku hanya bisa menangis karena aku sadar suamiku tak romantis.
Seberapapun aku ingin, aku sadar aku tak akan mendapatkan semua itu.
Lalu, disaat aku merindu disayang, diperhatikan sesosok lelaki masa lalu datang menyapa. Masih sama, dengan bahasa yang sama, bahasa yang aku suka.
Semakin hari, aku semakin menikmati komunikasi jarak jauh dengannya. Aku sudah selingkuh, suamiku. Selingkuh karena sikapmu. Sikap yang membiarkan perempuan ini terbawa arus keinginannya.
Meski yang aku lakukan dengan sosok lelaki hanyalah berkabar, berdiskusi tapi aku sadar aku telas berbuat dosa sebagai seorang istri.
Meski dirimu tak tahu apa yang aku perbuat. Aku merasa bersalah padamu. Pada lelaki yang telah menyanggupi membimbingku sebagai imam melalui ijab kabul.
Entah, siapa yang harus dipersalahkan dalam masalahku, suamiku.
Aku memang salah karena tidak bisa memahami dirimu.
Kamu juga salah suamiku, tidak bisa paham apa yang aku inginkan.
Seberapapun aku merindu kasih sayang dan perhatian , semua itu hanya dalam khayalan. Meski aku sudah berkomunikasi denganmu. Tidak ada perubahan.
Tetapi, beruntunglah dirimu lelaki, masih ada yang peduli dengan buruknya akhlaqku. Ya, dialah lelaki yang berkomunikasi denganku. Darinya aku belajar betapa luar biasanya dirimu.
Berjuang demi perutku dan anak-anak. Berjuang demi melindungi kami dari panas terik matahari. Berjuang memberikan keamanan bagi aku beribadah dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Taala. Ya, meski dirimu tak romantis, syurgaku ada ditanganmu.Meski dirimu tak perhatian , darimu aku bisa mencurahkan keluhku pada Allah Taala.
Suamiku, Maaf aku selingkuh.
(Dikisahkan oleh seorang ummahat)