LIGA Arab pada Minggu memperingatkan konsekuensi serius dari pembekuan dana untuk badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
Dalam sebuah pernyataan, liga yang berbasis di Kairo ini mengatakan pembekuan dana bertujuan untuk mengabaikan upaya bantuan bagi jutaan pengungsi Palestina.
“Kampanye ini bukanlah hal baru dan bertujuan untuk melikuidasi kerja badan tersebut, yang melayani jutaan pengungsi Palestina,” kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit, dikutip dari Anadolu Agency.
Dia memperingatkan bahwa pembekuan dana untuk UNRWA di tengah serangan mematikan Israel di Jalur Gaza berarti membiarkan warga sipil Palestina kelaparan dan mengungsi, serta melaksanakan rencana Israel untuk menghilangkan perjuangan mereka (penduduk Palestina) untuk selamanya.
Baca Juga: Perdana Menteri Palestina: Pembekuan Dana UNRWA Menambah Sulit Warga
Liga Arab Peringati Konsekuensi Pembekuan Dana untuk Pengungsi Palestina
Beberapa negara Barat, termasuk AS, Inggris, Italia, Australia dan Kanada, telah membekukan pendanaan untuk badan PBB tersebut menyusul klaim Israel pada hari Jumat bahwa staf badan tersebut terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
UNRWA mengatakan pihaknya memutuskan kontrak dengan beberapa karyawan menyusul tuduhan Israel.
Tuduhan Israel bukanlah yang pertama. Sejak dimulainya perang Gaza, Israel telah menuduh pegawai UNRWA bekerja untuk Hamas, sehingga menjadi “pembenaran” bagi mereka untuk menyerang sekolah dan fasilitas organisasi tersebut di jalur tersebut, yang menampung puluhan ribu pengungsi, menurut para analis.
Tuduhan tersebut muncul ketika Mahkamah Internasional (ICJ) pada hari Jumat memutuskan bahwa klaim Afrika Selatan bahwa Israel melakukan genosida adalah masuk akal.
Pengadilan mengeluarkan perintah sementara yang mendesak Israel untuk berhenti menghalangi pengiriman bantuan ke Gaza dan memperbaiki situasi kemanusiaan.
Mengabaikan keputusan sementara ICJ, Israel terus melakukan serangan gencar di Jalur Gaza di mana setidaknya 26.422 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan 65.087 lainnya terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.
[Ln]