• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, 10 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

KPAI : Orang Tua Harus Lakukan Revolusi Mental Mendidik Anak

Januari 3, 2015
in Berita
72
SHARES
550
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

kekerasan thd anak_ilustrasi

JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengajak tahun 2015 harus menjadi momentum revolusi mental bagi orang tua dalam pengasuhan anak.

Komisioner KPAI Susanto mengatakan, orang tua seringkali seringkali memaksakan kehendaknya dalam hal mendidik anak. Hal itu tentu berpengaruh secara psikologis terhadap anak.

Misalnya dalam hal memilih sekolah bagi anak. Orang tua tidak mengukur seberapa besar kemampuan anak secara akademis serta mental agar mampu beradaptasi di lingkungan sekolah tersebut.

Menurut Susanto, ribuan anak Indonesia masih banyak yang sekolah dan kuliah secara terpaksa karena mengikuti pilihan orang tua.

“Ini tentunya bukan berdasarkan pilihan anak untuk pengembangan bakat dan minatnya. Akibatnya, perkembangan potensi anak kurang optimal,” paparnya kepada wartawan, Jumat 2 Desember kemarin.

Susanto menambahkan ribuan anak Indonesia masih banyak yang menjadi korban kekerasan dari pola asuh orang tua. Pola asuh yang dikembangkan berdasarkan warisan dan pola yang turun temurun.

“Akibatnya berdampak negatif bagi anak karena kesalahan orang tua,” tegasnya.

Pembentukan karakter juga diperlukan untuk menangkal radikalisme. Orang tua harus melindungi anak dari arus pemikiran radikalisme keagamaan.

Susanto mengajak orang tua pada 2015 ini dengan spirit perubahan cara mendididik anak di mana hal yang bermuatan kekerasan tidak boleh dilakukan.

Previous Post

Dewan Keamanan PBB Tolak Resolusi Perdamaian Palestina

Next Post

Kota Bawah Tanah Berusia 5000 Tahun Ditemukan di Turki

Next Post

Kota Bawah Tanah Berusia 5000 Tahun Ditemukan di Turki

Ribuan Warga Swedia Turun ke Jalan Kecam Pembakaran Masjid

Cerita Peggy di Tanah Suci Saat Maulid Nabi

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga