Ketua Umum PB HMI, Mulyadi P Tamsir, membacakan pernyataan sikap sekaligus klarifikasi ketiga organisasi mahasiswa/pelajar/pemuda tersebut.
Berikut salinannya yang diterima hidayatullah.com dalam jumpa pers di Sekretariat PB HMI, JL Sultan Agung No 25A, Guntur, Jakarta Selatan itu:
1. PB HMI, PII dan GPII menyesalkan atas adanya insiden kerusuhan pada unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, pada 04 November 2016 yang mengakibatkan banyak korban berjatuhan;
2. Bahwa dalam unjuk rasa tersebut PB HMI, PII, dan GPII ikut serta dan tetap fokus menyuarakan aspirasi, dan mendorong penegakan hukum atas kasus (dugaan. Red) penistaan agama yang dilakukan oleh Saudara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok);
3. Bahwa tidak benar telah terjadi benturan massa aksi antara FPI dan HMI;
4. Kami menyesalkan pernyataan Kapolda Metro Jaya (Irjen Pol Irawan), yang menyatakan bahwa HMI sebagai penyebab/dalang (provokator) kerusuhan, hal tersebut tidak benar.
Dan kami meminta kepada Kapolda Metro Jaya melakukan klarifikasi kepada masyarakat luas dan segera meminta maaf kepada keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam;
5. Kami menyesalkan beredarnya informasi tentang adanya aksi penjarahan di beberapa wilayah Jakarta;
6. Kami meminta kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk segera mempercepat proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama;
7. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia dan seluruh kader HMI, PII, dan GPII untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Semoga keadilan di negeri ini masih tetap ada dan Allah Subhanahu Wata’ala menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Aamiin,” pungkas Mulyadi.
Selain Ketua Umum PB HMI, pernyataan sikap dan klarifikasi itu juga atas nama Ketua Umum PII Munawwar Khalil dan Ketua Umum GPII Karman BM. (sumber: hidayatullah)