BAGI wanita Muslim, keyakinan dan nilai-nilai agama menentukan cara mereka menyusun dan menjalani kehidupan mereka.
Dikutip dari aboutislam.net, Islam merupakan aspek fundamental identitas mereka dan pendekatan mereka terhadap olahraga sering ditentukan oleh faktor agama, budaya, dan etnis.
Secara umum, Islam menganjurkan kesehatan dan kebugaran yang baik dan mendorong baik pria maupun wanita untuk terlibat dalam aktivitas fisik guna mempertahankan gaya hidup sehat.
Meskipun Fatma Ramadan, seorang wanita Muslim berusia 24 tahun dari Toronto, menekuni berbagai olahraga, berlari di jalanan selalu menjadi tantangan yang tidak dapat diatasinya. Dia telah berpartisipasi dalam olahraga lain seperti berkuda dan bola voli.
Baca juga: Sarah Chaari, Atlet Muslimah Taekwondo Pertama dari Eropa Raih Medali di Olimpiade Paris 2024
Keyakinan dan Nilai Agama Menentukan Wanita Muslim Menjalani Kehidupan
Kakaknya yang juga berhijab, mengatakan bahwa dia merasakan hal yang sama saat pergi lari, dan mengatakan bahwa sulit untuk mengambil langkah pertama, di depan semua orang.
Itulah sebabnya Ramadan menciptakan klub ‘A Women’s Run’, yang menyediakan ruang lari yang ramah bagi wanita kulit berwarna pada tahun 2019.
Bukan hanya rasa malu yang mendorong Ramadan untuk menciptakan ruang lari. Pembunuhan Ahmaud Arbery yang berusia 25 tahun saat ia sedang jogging di Georgia pada bulan Februari ini juga menimbulkan kontroversi.
Karena dia seorang pria kulit hitam, para pembunuhnya mengatakan mereka mengira dia membobol rumah-rumah di daerah tersebut.
Semua ini menginspirasi Ramadan untuk membuat kelompok yang khusus diperuntukkan bagi wanita kulit berwarna. Ramadan telah menerima dukungan dari teman-teman dan koneksinya.
Misalnya, Hijabi Ballers, sebuah organisasi lokal yang mendukung wanita Muslim dalam bidang olahraga, turun tangan untuk membantu pendanaan dan promosi.
Britt Hern, seorang pelatih yang Ramadan minta agar ia dapat menulis rencana pelatihan untuk kelompok tersebut, juga menawarkan diri untuk melatih para wanita tersebut secara langsung.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Islam memandang jilbab sebagai aturan berpakaian yang wajib, bukan simbol agama yang menunjukkan afiliasi seseorang.
Di seluruh dunia, wanita Muslim menentang stereotip untuk bersaing dan unggul di level olahraga tertinggi. Ini termasuk sepak bola, anggar, angkat beban, basket, hoki es, dan banyak lagi.
Pada tahun 2016, 14 wanita Muslim meraih medali di Olimpiade Rio , termasuk pemain anggar Amerika Ibtihaj Muhammad , wanita Muslim pertama yang mewakili Amerika Serikat di podium.
Namun, olahraga lain terus mengalami diskriminasi serupa terhadap wanita berhijab, seperti judo, ketika judoka Indonesia Miftahul Jannah dilarang mengikuti Asian Para Games pada Oktober lalu karena ia menolak melepas hijabnya. [Din]