• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 13 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Ketika Anak-anak Palestina Hidup dalam Trauma tanpa Akhir

Desember 7, 2015
in Berita
76
SHARES
581
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

anak-anak palestinaChanelmuslim.com – Namanya Ismail Abu Shabab. Anak usia sebelas tahun yang sangat pemalu ini, baru saja menikmati waktu istirahat sekolahnya. Ia mencoba untuk berbicara beberapa patah kata, tapi tiba-tiba terdiam saat suara pesawat tempur Israel meraung di atas langit Gaza. Dan ketika suara pesawat makin dekat, Ismail menjadi seperti patung.

“Ya, aku sudah siap bicara,” ucapnya setelah beberapa saat kemudian.

Ismail menderita trauma stres tingkat lanjut (PTSD) sebagai dampak dari serangan bom Israel selama perang Gaza pada tahun 2014.

“Kami saat itu sedang di jalan. Tiba-tiba sebuah bom meledak menghancurkan rumah. Saya terluka, sementara saudara saya tewas,” ungkap Ismail. Ia mulai menunjukkan sifat grogi, kemudian panik, dan keringat berlebih.

PTSD bukan hal baru di kalangan anak-anak Gaza. Siapa pun yang lahir di sana sebelum tahun 2008 telah mengalami tiga kali perang besar oleh Israel. Pada tahun 2014, sebuah laporan menunjukkan 92 persen warga Gaza mengalami gangguan kejiwaan. Sampel berusia antara 13 sampai 18 tahun. Kelainan kejiwaan itu berupa symtomps disorder.

Buat Ismail dan anak-anak yang tinggal di kawasan Gaza, bom-bom Israel tidak pernah berhenti, meskipun perang besar 2014 sudah lewat.

Seperti halnya anak-anak seusianya, Ismail suka berenang. Ia menceritakan bahwa kegiatan yang paling disukai adalah bermain di tepian pantai bersama teman-teman. Ismail menunjukkan hasil lukisannya selama menjalani terapi mental. Ia melukis tentang sebuah ketenangan dari bendera Palestina.

Rumah Ismail hanya berjarak 5 kilometer dengan perbatasan Israel. Begitu pun dengan perbatasan Mesir yang jaraknya hanya 2 kilometer. Itulah kenapa Ismail dan anak-anak di sekitar rumahnya selalu menjadi kawasan hujan bom.

Salah seorang psikolog dari sebuah klinik kesehatan mental yang berlokasi tak jauh dari Khan Younis yang menangani penyakit mental Ismail, Osama Frima, menyatakan. “Lebih dari 100 kasus yang dialami anak-anak serupa dengan apa yang dialami Ismail,” jelasnya.

Menurut Osama, trauma yang dialami anak-anak begitu dalam dan terus mengalami peningkatan. Sebabnya adalah suara hujan bom saat perang 2014 lalu di mana bom-bom Israel membombardir perbatasan Mesir dan Gaza yang tak jauh dari rumah Ismail.

Selama Israel tidak menghentikan manuver-manuver militernya ke kawasan Palestina termasuk Gaza, trauma anak-anak seperti ini sulit bisa disembuhkan.

Dalam gagasan Osama, berbagai kegiatan kreatif adalah cara yang paling ampuh untuk merangsang anak-anak mau bicara. “Dan melukis adalah salah satu terapi agar anak-anak memulai keinginannya untuk berkomunikasi. Dari situlah mereka bisa mengungkapkan uneg-unegnya, bagaimana perasaannya, dan lain-lain,” ucapnya.

Biasanya, pada tahap awal, anak-anak akan melukiskan sebuah gambar tentang kematian dan kehancuran. Tapi, lambat laun mereka akan melukis tentang pemandangan yang indah dan gambaran tentang utuhnya sebuah keluarga.

Inilah Gaza, dengan luas 360 kilometer persegi dan penduduk sebanyak 1,8 juta jiwa. Mirisnya, 43 persen penduduknya pengangguran. Menurut Bank Dunia, angka itu adalah yang tertinggi di dunia.

Data dari lembaga bantuan pengungsi oleh PBB, UNRWA, menunjukkan ketergantuangan masyarakat dari bantuan tersebut kian meningkat. Dari sebanyak 80 ribu pada tahun 2000 menjadi 867 ribu hari ini.

“Semua orang di Gaza harus berjuang untuk bisa dapat uang, agar bisa membeli makanan,” ucap Osama. “Ada semacam tekanan dari para orang tua, dan itu mengurangi harapan mereka. Bagaimana mungkin mereka bisa nyaman tinggal di rumah jika tanpa harapan,” tambah Osama.

Pengalaman trauma tidak hanya dialami warga Gaza, anak-anak di daerah pendudukan Israel di Tepi Barat pun mengalami hal yang sama.

Menurut psikolog dari lembaga bantuan kemanusiaan, Fathy Flefel, sejujurnya, jika kita bicara soal penyakit PTSD, itu membicarakan apa yang mengawali dan apa yang mengakhiri. “Dan warga Palestina mengalami semua itu seperti tanpa akhir, terutama dua tahun terakhir ini,” ucapnya.

Trauma yang dialami anak-anak Palestina kian menyebar dan parah. “Mereka menjadi sulit berkomunikasi dalam sudut pandang yang positif. Ini efek buruk yang besar, yang mempengaruhi kehidupannya di masa depan,” jelas Fathy. (Mh/aljazeera)

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Umat Islam Amerika Galang Bantuan Dana untuk Korban Penembakan California

Next Post

Berbagai Bentuk Kandang Hewan Peliharaan

Next Post
Berbagai Bentuk Kandang Hewan Peliharaan

Berbagai Bentuk Kandang Hewan Peliharaan

Utsman bin Mazh’un Muhajirin Pertama yang Menapaki Surga

Rasulullah Mengulang Salam Hingga Tiga Kali

Kelompok Anonymous Retas Data Pribadi Pejabat Lingkungan Hidup PBB

  • Bun, Yuk Kenali Gangguan Pencernaan pada 1.000 Hari Pertama Bayi

    124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7606 shares
    Share 3042 Tweet 1902
  • Fenomena Godoksa di Korea Selatan

    101 shares
    Share 40 Tweet 25
  • Tafsir Dua Ayat Terakhir Surat Yasin

    855 shares
    Share 342 Tweet 214
  • Kualitas Udara Memburuk, New Delhi India Menutup Semua Sekolah Darah

    82 shares
    Share 33 Tweet 21
  • Beberapa Warna Hijab yang bisa Kamu Mix and Match dengan Gamis Hitam

    88 shares
    Share 35 Tweet 22
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5153 shares
    Share 2061 Tweet 1288
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    4875 shares
    Share 1950 Tweet 1219
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3190 shares
    Share 1276 Tweet 798
  • Ternyata Saus Mayonaise dan Mustard Berbeda Jauh, Baca Selengkapnya

    406 shares
    Share 162 Tweet 102
  • FORTASI MTs Muhammadiyah Batang 2025: Adventure of the Habits Tanamkan Karakter Sejak Dini

    76 shares
    Share 30 Tweet 19
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga