PARA remaja Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran penyiksaan di penahanan dan beberapa tahanan dipukuli sampai mati.
Khalil Mohamed Badr al-Zamaira, 18, termasuk di antara sandera yang dibebaskan. Khalil berusia 16 tahun ketika dia ditahan oleh pasukan Israel.
Khalil mengatakan para tahanan Palestina dianiaya dan dipukuli di penjara, dan tidak ada perlakuan berbeda terhadap anak-anak.
“Mereka tidak membedakan antara tua dan muda,” katanya dikutip dari Middle East Eye.
“Dua remaja dipindahkan dari penjara Ofer karena tulang rusuknya patah. Mereka tidak bisa bergerak,” tambahnya.
Kesaksian Para Remaja Palestina Selama Berada di Penjara Israel
Omar al-Atshan, seorang remaja Palestina yang dibebaskan, mengatakan bahwa dia dianiaya dan disiksa di penjara Naqab tempat dia ditahan sebelum dibebaskan.
“Penganiayaan ini tidak dapat digambarkan,” katanya kepada Al Jazeera saat meliput langsung kedatangan para tahanan yang dibebaskan di Tepi Barat yang diduduki pada hari Minggu.
Ia juga mengatakan bahwa mereka secara rutin dipukuli dan dipermalukan di penjara. Selain itu, air serta makanan sangat langka.
Selama pembebasan, tentara Israel memerintahkan mereka untuk menundukkan kepala, dan kemudian memukuli mereka, katanya.
“Kebahagiaan kami belum lengkap karena masih ada tawanan lain yang masih ditahan,” katanya, seraya menambahkan bahwa salah satu tawanan, yang ia identifikasi sebagai Thaer Abu Assab, dipukuli hingga tewas di dalam tahanan.
“Dia mengalami pemukulan yang sangat parah. Kami berteriak minta tolong, namun dokter tiba satu setengah jam setelah dia meninggal karena penyiksaan.”
“Dia disiksa karena sebuah pertanyaan; dia bertanya kepada sipir apakah ada gencatan senjata. Lalu dia dipukuli sampai mati.”
Empat tahanan disiksa sampai mati di Megiddo
Anak lain yang dibebaskan, Osama Marmash, juga memberikan kesaksian serupa kepada Al Jazeera.
Anak berusia 16 tahun itu ditahan di penjara Megiddo sebelum dibebaskan. Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa empat tawanan Palestina disiksa sampai mati di Megiddo.
Marmash mengatakan dia menderita luka di kaki dan punggungnya karena pemukulan.
“Pakaian penjara saya berwarna putih tapi kemudian berubah menjadi merah karena noda darah,” katanya.
Makanannya sangat sedikit, katanya, dan seringkali “tidak bisa dimakan”.
Dia menambahkan bahwa mereka dianiaya dalam perjalanan mereka ke Tepi Barat.
“Jalannya sulit. Mereka mematikan AC di bus. Kami tercekik,” ujarnya.
Para remaja tersebut termasuk di antara 39 warga Palestina yang dibebaskan dari tahanan Israel pada hari Minggu dalam pertukaran tahanan ketiga antara Israel dan Hamas, sementara Hamas membebaskan 13 warga Israel yang ditahan di Gaza.
Pertukaran tersebut terjadi pada hari ketiga berturut-turut di tengah gencatan senjata sementara selama empat hari di Gaza.
[Ln]