ChanelMuslim.com – Mantan menteri luar negeri Malaysia mengecam kekuatan dunia karena gagal menghentikan kebijakan "pembersihan etnis" yang dilakukan oleh rezim Myanmar terhadap Muslim Rohingya.
"Myanmar tahu bahwa mereka dilindungi oleh anggota-anggota kekuatan utama, seperti Cina dan Rusia," kata Syed Hamid Albar, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency.
“Tidak ada yang dilakukan di Myanmar, jadi mengapa mereka harus menghentikan semua kekejaman? Mereka merasa bahwa mereka dapat melarikan diri, bebas dari hukuman, melakukan apa pun yang mereka anggap benar untuk memastikan bahwa Myanmar menjadi negara Buddhis yang murni, ”katanya.
Sejak 25 Agustus 2017, sekitar 750.000 pengungsi, sebagian besar anak-anak dan perempuan, melarikan diri dari Myanmar ketika pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas Muslim minoritas, menurut Amnesty International.
Setidaknya 9.000 Rohingya tewas di negara bagian Rakhine dari 25 Agustus hingga 24 September, menurut Doctors Without Borders.
Dalam laporan yang diterbitkan pada 12 Desember, organisasi kemanusiaan global mengatakan kematian 71,7 persen atau 6.700 orang Rohingya disebabkan oleh kekerasan. Mereka termasuk 730 anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Albar, yang menjabat sebagai utusan khusus Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk Myanmar antara 2014 dan 2017, menekankan bahwa pasukan rezim melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Ada konsensus bahwa ada kejahatan terhadap kemanusiaan, ada pembersihan etnis, ada genosida, ini memenuhi semua kondisi hukum, namun kita tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.[ah/worldbulletin]