JEPANG mengalami krisis penduduk yang sangat serius. Tidak ada pertambahan penduduk di Jepang, yang ada penurunan.
Siapa yang tak kenal Jepang? Negeri yang dikenal sebagai Matahari Terbit ini merupakan gudang dari para pakar teknologi. Bahkan di Indonesia, eksistensi kendaraan produk Jepang tak bisa tertandingi oleh produk negara mana pun termasuk Cina.
Krisis Penduduk yang Parah
Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk tidak bertambah. Justru sebaliknya, terus berkurang.
Sebagai contoh, di tahun 2010, penduduk Jepang ada 128,1 juta jiwa. Tapi di tahun lalu, 2023, jumlah menjadi 124,3 juta jiwa. Atau mengalami pengurangan sekitar 4 juta jiwa.
Pejabat Jepang baru-baru ini mengatakan bahwa selama tiga bulan berturut-turut, tidak ada kelahiran sama sekali alias nol. Indeks pertambahan jumlah penduduk Jepang terus menurun sebesar minus 1,43 persen.
Diperkirakan pada tahun 2050, penduduk Jepang berjumlah 106 juta jiwa. Dan pada tahun 2100, penduduknya tinggal 75 juta jiwa saja. Hingga seterusnya, Jepang akan mengalami kepunahan jika tidak ada perubahan kebijakan penduduk yang baru.
Kota-kota yang Kian Sepi
Untuk kota-kota besar seperti Tokyo, Nagoya, Saporo, Osaka, dan lainnya, keramaian penduduknya mungkin relatif biasa saja. Hal ini karena kota-kota besar itu menjadi tujuan anak-anak muda di ‘kampung’ untuk mencari pekerjaan.
Pertanyaannya, bagaimana dengan yang bukan kota besar? Sebagai contoh, Myoko di wilayah Niigata? Wilayah Niigata berjarak kurang lebih 450 kilometer dari Tokyo atau seperti Jakarta Semarang.
Luas Myoko 450 kilometer persegi. Luas ini lebih dari dua kali lipat luas Kota Depok di Jawa Barat. Tapi, jumlah penduduknya hanya 30 ribu orang saja. Sementara jumlah warga Depok sudah lebih dari 2 juta jiwa.
Jangan heran jika di Myoko yang rumah penduduknya bagus-bagus dengan jalan yang teraspal baik, nyaris tak ada kendaraan yang lalu lalang. Begitu sepi!
Suasana siang dan malam di daerah ini seolah hanya dibedakan dengan cahaya matahari saja. Karena suasana sepinya sama.
Banyak Rumah Kosong
Sudah menjadi momok di daerah yang bukan kota besar di Jepang, rumah-rumah penduduknya banyak yang tak berpenghuni alias kosong. Perabotnya ada, tapi manusianya yang tak ada.
Jika dilihat pada siang hari, tampak seperti normal-normal saja. Tapi pada malam hari, akan terlihat rumah-rumah kosong ini tak ada cahaya lampunya.
Fenomena rumah kosong ini sudah menjadi hal biasa di Jepang. Karena umumnya orang Jepang banyak yang tak menikah. Kalau pun menikah, mereka hanya tinggal berdua tanpa anak. Kalau pun ada anak, hanya ada satu saja.
Mungkin kisah film anak Jepang seperti Nobita dan Doraemon bisa menjadi contoh. Rata-rata penduduk paling banyak punya anak satu.
Ketika pasangan suami istri ini meninggal dunia, maka anak mereka hanya tinggal sendiri atau pindah ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Dan rumah pun menjadi kosong.
Tidak heran jika di daerah seperti Myoko, rumah-rumah kosong dijual dengan harga sangat murah. Hal ini karena rumah yang tak lagi berpenghuni akan menjadi tanggungan negara untuk mengurusnya.
Seberapa murahnya? Ada youtuber asal Amerika yang membuat konten membeli rumah di Myoko seharga 6 ribu dolar Amerika atau setara 90 juta rupiah. Padahal, tanahnya luas dan rumahnya tingkat dan bagus.
Inilah fenomena memprihatinkan negeri Sakura Jepang. Semoga tidak terjadi di negeri kita Indonesia. [Mh]