ISU konspirasi menyeruak di balik bencana gempa dashyat Turki. Operasi senyap dengan teknologi HAARP oleh Amerika dituding sebagai pemicu gempa.
Di balik bencana gempa dahsyat Turki, menyeruak sebuah teori konspirasi tentang sebuah teknologi baru yang dinakhodai Amerika. Yaitu, HAARP. Teknologi ini disinyalir sebagai alat canggih untuk memunculkan gempa.
Apa itu HAARP? HAARP adalah High Frequency Active Auroral Research Program atau program penelitian aurora aktif frekuensi tinggi.
Yaitu sebuah program penelitian yang membidik ionosfer sebagai potensi temuan baru. Saat itu, HAARP dimaksudkan untuk pendayaan alat komunikasi radio dan pengintiaian.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 1993 hingga 1996 yang dilakukan oleh lembaga pertahanan udara Amerika bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi ternama di Amerika dan Jepang.
Program ini memfokuskan potensi-potensi baru dari lapisan atmosfer yang bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, di antara tentang kemiliteran.
Kalau dilihat dari tahun penelitiannya, berarti sudah sekitar 30 tahun berlalu. Dan sejak itu, tidak ada lagi kabar atau perkembangan terbaru dari program ini.
Dikaitkan dengan Gempa
Sejumlah spekulasi pun bermunculan di balik perkembangan program HAARP. Bahwa, kemampuan program ini tidak hanya linier dengan frekuensi gelombang elektro magnetik radio. Melainkan juga pada pengendalian cuaca.
Perubahan-perubahan cuaca ekstrim yang terjadi tiga puluh tahun belakangan ini juga dituding berkaitan dengan program ini. Meskipun, PBB dan Amerika mengangkatnya sebagai efek rusaknya lapisan ozon.
Sejumlah pakar tentang iklim pun belum ada yang menyuarakan tuduhan di balik cuaca ekstrim ke program HAARP ini. Sepertinya dunia memang mengikuti irama yang ‘didendangkan’ PBB dan Amerika tentang lapisan ozon.
Namun, kedekatan antara program HAARP dengan rekayasa cuaca masih sangat masuk akal. Hal ini karena masih dalam satu ruang penelitian yang sama, yaitu potensi lapisan atmosfer di mana cuaca menjadi salah satu objeknya.
Lalu, di mana kaitannya dengan gempa? Pertanyaan ini memang masih sulit untuk dijawab oleh pakar mana pun. Setidaknya, mereka belum menemukan bukti secara ilmiah bagaimana mengaitkan kekuatan frekuensi tertentu untuk mengendalikan gempa bumi.
Tapi, kecurigaan secara politis dan teori konspirasi tentang ini menjadikan hal ini sangat relevan. Antara lain, korban-korban gempa adalah negara yang berseberangan dengan kepentingan Amerika.
Antara lain, gempa yang pernah terjadi di Turki bagian barat pada tahun 1999. Korban tewas saat itu berjumlah 18 ribu orang. Begitu pun dengan gempa dan tsunami Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan 230 ribu jiwa.
Begitu pun dengan gempa yang terjadi di Haiti pada tahun 2010. Korban tewas pada gempa ini mencapai 200 ribu jiwa. Presiden Venezuela saat itu, Hugo Chaves, juga menuduh program HAARP di balik bencana itu.
Keterkaitan antara Cuaca dan Pergerakan Bumi
Satu hal menarik yang boleh jadi belum diteliti secara khusus oleh banyak pakar tentang keterkaitan antara perubahan cuaca dengan pergerakan lempeng bumi.
Menariknya, isyarat itu difirmankan Allah subhanahu wata’ala dalam Al-Qur’an. Allah berfirman, “Dan kalian akan mengira gunung-gunung tetap di tempatnya. Padahal, ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu….” (QS. An-Naml: 88)
Ayat ini menjadi objek penelitian banyak pakar yang menyimpulkan bahwa lempeng-lempeng bumi berjalan mengapung di aliran magma seperti awan mengapung di udara.
Pertanyaannya, apakah jika teknologi bisa mengendalikan cuaca juga bisa mengendalikan pergerakan lempeng bumi? Jawaban inilah yang kini masih misteri yang dikaitkan dengan program HAARP.
Dajjal dan Fitnah Akhir Zaman
Bukan lagi hal baru adanya pihak-pihak tertentu yang menjadikan kemunculan Dajjal di akhir zaman sebagai Al-Masih yang dinanti-nanti. Merekalah yang kerap getol mengkampanyekan tatanan dunia baru atau new world order.
Ada sejumlah sinyalemen bahwa di balik penelitian-penelitian termasuk HAARP ini dilakukan oleh mereka. Yaitu, mereka yang menyiapkan kedatangan Dajjal.
Salah satu yang disebut Rasulullah tentang Dajjal adalah kemampuannya mengubah cuaca. Dajjal akan datang dengan kemampuan menjadikan satu wilayah di bumi kering kerontang, dan lainnya sangat subur.
Kembali ke gempa di Turki dan program HAARP, sepertinya harus ada pakar yang bisa membuktikan dengan ilmiah bahwa di balik gempa-gempa dahsyat tiga puluh tahun belakangan ini, memang dilakukan oleh program HAAPR.
Namun begitu, yang paling mendesak dilakukan adalah bukan tentang konspirasi siapa di balik gempa. Tapi tentang bagaimana mengerahkan kemampuan untuk membantu para korban. [Mh]