SERANGAN udara Israel terhadap Sekolah Al-Tab’een di Kota Gaza menewaskan tiga keluarga yang anggotanya diyakini telah hancur karena intensitas ledakan, kata kantor media Gaza.
“Penargetan Israel mengakibatkan hilangnya 3 keluarga yang jasadnya belum ditemukan hingga kini,” kata kantor media tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad.
Dilansir dari trtworld, setidaknya 100 orang tewas dan beberapa lainnya terluka pada hari Sabtu ketika pesawat Israel menargetkan warga Palestina yang sedang melaksanakan salat fajar di sekolah di lingkungan Al-Daraj.
Militer Israel mengklaim telah menewaskan 19 pejuang Hamas dan Jihad Islam dalam serangan itu, tetapi kedua kelompok tersebut membantah keras hal ini.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Tampaknya jasad ketiga keluarga ini hancur total akibat intensitas (ledakan) bom besar yang dilarang secara internasional yang dijatuhkan oleh tentara pendudukan terhadap warga yang mengungsi di sekolah tersebut, yang menunjukkan bahwa jumlah martir mungkin melebihi 108 orang,” tambah pernyataan itu.
Terkait klaim Israel bahwa ada kelompok bersenjata di dalam sekolah tersebut, kantor media mengonfirmasi bahwa ini adalah narasi palsu tanpa dasar fakta.
“Mereka yang berada di dalam sekolah tersebut adalah warga sipil, (termasuk) wanita dan anak-anak, dan tentara pendudukan sama sekali gagal membuktikan keabsahan narasi yang direkayasa dan salah tersebut,” tambahnya.
Kantor tersebut mencatat bahwa pendudukan telah menyebarkan informasi yang menyesatkan dan narasi fiktif tentang pembantaian tersebut, dan nama-nama yang dipublikasikannya mencakup individu-individu yang menjadi martir di tempat lain atau pada tanggal yang berbeda.
Israel Membunuh Tiga Keluarga Palestina Dalam Serangan Brutal di Sekolah Gaza
Baca juga: Israel Membunuh 100 Orang di Sekolah Penampungan Gaza
Laporan itu menekankan bahwa mereka yang terbunuh dalam pembantaian itu adalah warga sipil dan pengungsi, termasuk profesor universitas dan pegawai pemerintah, tidak satu pun dari mereka memiliki hubungan militer atau bersenjata, seperti yang diklaim oleh pendudukan.
Kantor media tersebut meminta PBB dan masyarakat internasional untuk membentuk komite investigasi internasional untuk mengunjungi Gaza dan memeriksa tempat penampungan dan khususnya sekolah-sekolah, dan untuk memverifikasi realitas lapangan yang memberatkan yang membantah narasi dan kebohongan pendudukan.
Laporan itu menyatakan Israel dan AS sepenuhnya bertanggung jawab atas pembantaian yang terus berlangsung terhadap warga sipil, yang merenggut nyawa anak-anak, wanita, dan orang-orang terlantar.[Sdz]