• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 13 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Islam, Pancasila dan Tujuh Kata Yang Hilang

Oktober 9, 2017
in Berita
72
SHARES
556
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com – Ideologi komunisme memang sudah hancur, namun kewaspadaan harus tetap ada dengan Pancasila sebagai benteng. Dan seorang Pancasilais adalah seorang muslim sejati, karena ia menjalankan sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa serta menjadi manusia yang adil dan beradab. 

Hal itu seperti disampaikan oleh Ustadz Hadi Nur Ramadhan dan Ustadz Tiar Anwar Bachtiar pada Kajian Islam Akhir Pekan (KISLAP) di Masjid Al-Azhar Jakapermai, Bekasi pada Sabtu malam (7/10/2017). KISLAP digelar oleh Indonesia Tanpa JIL Chapter Bekasi bekerjasama dengan Gemma Al-Azhar Jakapermai dan didukung oleh Komunitas Sinergi Bekasi, Aku Cinta Islam, Jakarta Sinergi, Tanggerang Sinergi dan Yayasan Waqaf Al-Muhajirien.  

Pada sesi pertama kajian, Ustadz Hadi Nur menegaskan walaupun negara Indonesia bukan negara syariat, ummat dilarang memilih pemimpin yang pro dengan Komunis. "Seperti yang diungkapkan Mohammad Natsir, Kita melawan komunis bukan karena politik, tapi karena aqidah," jelas Ustadz Hadi Nur, yang juga pengamat gerakan neo komunis. 

Sementara Ustadz Tiar mengungkapkan hilangnya Tujuh Kata menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa pada kalimat pertama Pancasila tidak perlu ditanggapi secara pesimis. Karena Ketuhanan memiliki arti kepercayaan kepada Tuhan, maka Ketuhanan bermakna Indonesia adalah negara yang mengakui adanya Tuhan, bukan negara ateis dan bukan anti Tuhan.

"Sudah banyak penduduk di Eropa tidak mengakui Tuhan. Karena sekularisme menguat di Eropa maka tidak ada diskriminasi kepada pemeluk ateisme, artinya dilindungi," kata Ustadz Tiar Anwar, yang juga peneliti INSIST. 

Maka dari itu, lanjut Ustadz Tiar, jangan benturkan Pancasila dengan Islam, karenanya merupakan filosofi bernegara di Indonesia. Pancasila dan Islam merupakan ideologi yang menentang sekularisme yang secara tidak langsung melindungi ateisme serta menganggap agama area privat. (*)

Previous Post

Innalillahi, Kembali Ditimpa Musibah, Bayi Almarhum Zoya Wafat di Dalam Kandungan

Next Post

Dahsyatnya Alquran

Next Post

Dahsyatnya Alquran

Indonesia Harap ISESCO Aktif Respon Persoalan Dunia Muslim

Derita Rafiza, Muslimah Rohingya yang Dilarang Nikah dengan Pemuda Banglades

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga