Chanelmuslim.com-Memasuki tahun 2000-an, beberapa negara di dunia mempunyai wajah baru sebagai kepala negara, bukan laki-laki, melainkan wanita. Majalah TIME pada tahun 2011 melansir sejumlah nama wanita kepala negara saat ini. Ada yang berlatar belakang komunis, ahli fisika, sarjana hukum, piawai bela diri hingga ada yang membolehkan perkawinan sejenis. Bagaimana profil 10 wanita kepala negara di dunia terkini?
1. Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra
Banyak yang mengkritik Yingluck Shinawatra, sebab dia menjadi Perdana Menteri (PM) tidak lebih karena dia adalah adik bungsu dari Perdana Menteri terguling Thaksin Shinawatra. Serta dikabarkan hanya menjadi boneka bagi Thaksin. Yingluck, yang belajar administrasi publik di Kentucky State University, menghabiskan sebagian besar masa dewasanya dengan bekerja di bisnis properti yang didirikan Thaksin.
Namun, pada 17 Mei lalu ia menjadi terkenal setelah kelompok pro-Thaksin, Partai Pheu Thailand memilihnya sebagai pemimpin. Dua minggu kemudian, pada 3 Juli 2011, partai memilihnya menjadi PM dengan 265 suara dari 500 kursi parlemen yang ada. Dan pada 5 Agustus 2011, parlemen Thailand resmi mengukuhkan dia sebagai PM.
Yingluck saat ini harus memenuhi janjinya yaitu meningkatkan upah minimum, memberikan layanan wifi gratis dan memberikan tablet komputer bagi tiap anak sekolah. Program ini dijanjikan tanpa merusak perekonomian.
2. Kanselir Jerman, Angela Merkel
Angela Merkel menerima gelar doktor dalam fisika di Jerman Timur sebelum akhirnya terjun ke dunia politik. Ia memenangkan kursi di Bundestag pada pemilihan umum pertama Desember 1990. Lantas Kanselir Helmut Kohl menunjuknya sebagai menteri kabinet satu tahun kemudian. Dalam sebuah wawancara 2010 kepada TIME, dia memiliki banyak keyakinan,”Anda tentu bisa mengatakan bahwa saya tidak pernah meremehkan diri sendiri. Tidak ada yang salah dengan menjadi ambisius.”
3. Presiden Brasil, Dilma Rousseff
“Saya ingin orang tua yang memiliki anak perempuan memberitahu anaknya, ‘Ya, wanita bisa,'” kata Dilma Rousseff dalam pidato kemenangan Pemilu Brasil, Oktober 2010. Ketika dia mengambil kendali negara demokrasi terbesar keempat di dunia pada 1 Januari 2011. Dia menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai presiden di Amerika Selatan.
Sebagai mantan kepala staf Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, Rousseff berjanji akan melanjutkan program Lula.
4. Perdana Menteri Australia, Julia Gillard
Setelah membantu Partai Buruh dalam menggulingkan Perdana Menteri Kevin Rudd pada 24 Juni 2010, Julia Gillard kemudian menjadi perempuan Perdana Menteri pertama Australia. Tapi pada pemilihan 21 Agustus 2010, dia terbukti dapat meyakinkan partainya sendiri sekaligus saingannya, koalisi Liberal-Nasional yang dipimpin oleh Tony Abbott. Setelah negosiasi yang berlarut-larut dengan beberapa calon independen, Gillard akhirnya mendapat jaminan dari mayoritas parlemen sebanyak 76-74 untuk membentuk sebuah pemerintah minoritas.
5. Perdana Menteri Islandia, Johanna Sigurdardottir
Setelah perekonomian Islandia runtuh pada Oktober 2008, Johanna Sigurdardottir (68) membawa gelombang ketidakpuasan tersebut menuju jalan ke perdana menteri. Tapi itu tidak mengejutkan, sebab mantan pramugari yang juga politisi ini telah memenangkan 8 pemilu berturut-turut sejak memasuki Parlemen pada tahun 1978. Hal ini membuat dirinya menjadi anggota parlemen terlama di negaranya dan salah satu yang paling populer.
Selain menjadi wanita pertama Perdana Menteri Islandia, Sigurdardottir, menjadikan negaranya sebagai negara pertama yang membolehkan perkawinan sesama jenis. Pada bulan Juni 2010, ketika Islandia mengesahkan pernikahan gay, Sigurdardottir merestui hubungan perkawinan warganya yang telah berpacaran selama 7 tahun.
6. Presiden Kosta Rika, Laura Chinchilla
Mantan Wakil Presiden Laura Chinchilla memenangkan 47% suara pada Februari 2010 dalam pemilihan presiden di Kosta Rika. Sebelumnya dia menjabat sebagai Menteri Keamanan Publik dan Menteri Kehakiman dari Partai Pembebasan Nasional. Dia merupakan tokoh konservatif yaitu tercermin dengan menentang pernikahan gay, aborsi dan legalisasi pil KB. Dia melanjutkan kebijakan dari pendahulunya dengan membuka investasi internasional dan memperluas perdagangan bebas.
7. Presiden Lithuania, Dalia Grybauskaite
Setelah Dalia Grybauskaite berkuasa pada tahun 2009, wartawan Eropa langsung menyebutnya Perempuan Bertangan Besi. Karena kata-katanya cukup keras dan memegang ban hitam karate.
Putri seorang pramuniaga dan petugas listrik, Grybauskaite bekerja paruh waktu di pabrik sambil mendapatkan gelar PhD di bidang ekonomi. Dia kemudian menjadi Wakil Menteri Keuangan pada tahun 1999, sebelum akhirnya menjadi oposisi dalam Komisi Eropa.
Pada tahun 2009, saat Lithuania terperosok resesi ekonomi yang dalam, Grybauskaite fokus kampanye untuk melindungi orang-orang yang berpendapatan rendah dan menanggulangi pengangguran yang naik menjadi 16%.
Menjadi calon independen, ia menang dengan mayoritas suara 68%. Ini merupakan suara terbesar yang tercatat dalam sejarah pemilihan presiden Lithuania.
8. Perdana Menteri Trinidad and Tobago, Kamla Persad-Bissessar
Kamla Persad-Bissessar, pemimipin Kongres Persatuan Nasional yang merupakan gabungan 5 partai koalisi. Sejak dilantik pada 26 Mei 2010, mantan Jaksa Agung ini telah berjanji akan menurunkan pembunuhan di negara tersebut. Sebagai seorang mantan pekerja sosial ini, dikenal karena belas kasih. Hal ini karena dia melihat dua anak kakaknya meninggal dalam kecelakaan mobil 20 tahun yang lalu.
9. Presiden Nepal, Bidhya Devi Bhandari
Seorang pemimpin komunis Nepal yang berjuang untuk hak wanita ditunjuk sebagai presiden wanita pertama negara itu. Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal. Bhandari menerima 327 suara ketimbang lawannya, 214 suara, dalam pemungutan suara di parlemen pada Rabu, 28 Oktober 2015.
Dia adalah wakil ketua partai tersebut, yang dipimpin Perdana Menteri Khadga Prasad Oli, yang ditunjuk pada awal bulan ini dan memimpin koalisi. Berdasarkan konstitusi Nepal, perdana menteri adalah kepala negara, sedangkan presiden memimpin acara resmi di negara itu.Bhandari adalah presiden kedua Nepal sejak negara Himalaya itu berubah menjadi republik setelah penghapusan monarki yang telah menguasai Nepal selama berabad-abad.
10. Presiden Kosovo, Atifete Jahjaga
Karier polisi wanita yang dijalani Atifete Jahjaga menghantarkan karier sebagai Presiden Kosovo sejak 7 April 2011 ketika menggantikan Jakup Krasniqi yang menjabat Presiden pada periode 27 September 2010–22 Februari 2011 dan Presiden Sementara selama periode 4 April 2011–7 April 2011. Dia adalah Presiden Kosovo keempat dan wanita pertama yang meraih jabatan itu serta kandidat non-partai pertama dan termuda yang terpilih menjadi presiden. Dia juga kepala negara wanita pertama di Balkan modern.
Atifete Jahjaga lahir di ?akovica, Republik Federal Sosialis Yugoslavia (kini Kosovo) pada tanggal 20 April 1975. Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar dan menengah, Jahjaga belajar da lulus dari Fakultas Hukum di Universitas Prishtina pada tahun 2000. Pada tahun 2006 atau 2007, ia mengambil program sertifikat pasca-sarjana bidang manajemen kepolisian dan hukum pidana di Universitas Leicester di Inggris. Dia juga telah menerima pelatihan profesional di Pusat Studi Keamanan George C Marshall Eropa (George C. Marshall European Center for Security Studies)di Jerman dan Akademi Nastional FBI (FBI National Academy) di Amerika Serikat.