ChanelMuslim.com – Pesan Allah lewat jenazah-jenazah wanita korban longsor Banjarnegara. Kami berlindung pada Allah Taala dari meninggal dalam keadaan yang terjaga.
Sungguh cerita ini sangat membuat diri kita makin belajar mempersiapkan kematian kita agar khusnul khatimah meski dengan cara apapun yang ditakdirkan Allah Azza Wa Jalla.
Bencana longsor yang terjadi di Dusun Jemplung Sampang, Karangkobar, Banjarnegara masih menguak cerita-cerita yang sangat banyak hikmahnya.
Kali ini, cerita seorang yang bertugas memandikan empat jenazah wanita yang dia ceritakan secara detail.
Berikut kisahnya seperti tersiar di grup-grup media sosial.
Saya bersama tim mendapat jatah memandikan 4 jenazah perempuan.
Semua ini bukan bagian ghibah, tapi silakan ambil hikmahnya karena saya juga belum tahu sebenarnya apa ceritanya.
Cerita di bawah ini hanya ada pada sedikit ingatan saya tentang dzikrul maut.
Baca Juga: Hal-Hal Sunnah dalam Memandikan Jenazah
Pesan Allah lewat Jenazah-Jenazah Wanita Korban Longsor Banjarnegara
Jenazah pertama
Seorang ibu, kupikir awalnya ini adalah ibu-ibu biasa. Karena kami dapati beliau sudah tidak berjilbab dan bajunya sempat kulihat sobek sehingga ada sedikit aurat dadanya terlihat.
Namun sontak kaget hati saya, ketika kami lihat ibu ini memakai kaos kaki panjang selutut.
Kulihat wajah jenazah ini, wajah ketakutan. Wallaahu a’lam apa yang terjadi.
Jenazah kedua
Seorang anak ABG. Bagian tubuhnya sudah tidak utuh. Organ dalamnya hilang semua, kaki kiri sudah tidak ada.
Kata orang, jasad anak ini kena carukan alat berat saat pembersihan jalur evakuasi hingga memisahkan bagian tubuhnya yang lain. Anak ini ketika dibawa ruang evakuasi berjilbab dan masih kuingat, lidahnya menjulur panjang keluar.
Saya tidak tahu apakah anak ini sudah baligh atau belum, saat kulihat bagian dadanya, masih kecil. Kurasa jasad anak ini tidak berbau.
Jenazah ketiga
Yang paling istimewa, kuingat betul, ketika kulihat beliau pertama kali, maka yang terlihat hanyalah onggokan baju tebal penuh tanah.
Kulihat lagi bagian bawahnya. Kakinya rapi sekali, kaos kaki masih utuh dan jilbab lebar yang dikenakan beliau bersama syal masih menempel rapi di bagian atas jasad menutupi rapi wajahnya yang ayu.
Ya, beliau cantik. Kuingat namanya Ibu R umur sekitar 60-an, dengan didampingi anak lelakinya kami membuka satu persatu penutup aurat ibu ini dengan hati-hati.
Karena ada banyak tanah di bagian tubuh Ibu R yang harus dibersihkan untuk kemudian diwudhukan dan dimandikan.
Subhanallah, kami satu tim berenam berucap Subhanallah bersama, ketika mendapati kulit beliau masih halus. Seperti orang biasa atau yang baru meninggal sehari serta tidak ada tanda-tanda beliau sudah terendam di lumpur selama 2 hari.
Jasadnya pun tidak bau, tak seperti layaknya jasad jenazah-jenazah sebelumnya.
Allahu Akbar.
Kami begitu takjub memandikan Ibu R.
Ketika mau cari keluarganya, sudah tidak ada. Ingin menanyakan amalan ibu apa saja ketika masih hidup, hingga Allah begitu sayang pada jasadnya. Tapi apalah daya, konfirmasi itu tidak bisa kami lakukan ke anak lelakinya.
Jasad keempat
Anak perempuan ABG 18 tahunan. MasyaAllah. Secara spontan kami satu tim beristighfar bersama, apa yang kami dapati???
Jasad ini sangat bau sekali.
Pakaiannya terbuka bagian kemaluan, padahal cukup tebal celana jeans dipakai oleh gadis ini.
Kakinya putus tulang kaki kanan bagian bawah menancap keluar.
Apa yang terfikir olehmu?
Wallaahu a’lam..mungkin fikiran kita sama.
Banyak-banyak istighfar ketika terlintas buruk muncul. Itu juga yang kami lakukan ketika mendapati jenazah-jenazah yang mungkin kurang lebih sama dengan kondisi di atas.
Semoga ini bukan ghibah. Astaghfirullah..
Bahwa yang kita pikirkan saat memakai pakaian rapi, berkaos kaki, celana rangkap, atau mungkin masih dilengkapi dengan dalaman yang menurut kita aman bisa menutup aurat kita,
tapi bila Allah telah berkehendak aurat itu akan mudah dibuka dan aib satu persatu dibuka..bukankah kematian seseorang itu ditentukan aktivitasnya selama hidup?
Mari bersama-sama saling mengingatkan, karena sungguh amalan hati siapa tahu.
Bisa saja semua kebaikan dari sholat-sholat kita, puasa-puasa kita ataupun harta sedekah kita bisa mudah hilang hanya karena amalan hati yang kurang lurus.
Na’udzubillaahi min dzalik..
Afwan bila banyak yang tidak berkenan dengan cerita saya di atas..
Cukup sekian cerita saya di Banjarnegara sehari kemarin.[jwt/ind]