APA hubungannya sapi merah Texas dengan Al-Aqsha dan kuil Yahudi?
Rencana Gerakan Kuil untuk menyembelih hewan ternak dipandang sebagai langkah menuju tujuannya membangun Kuil Ketiga di atas Masjid Al-Aqsa.
Dilansir dari aljazeera, mereka datang dari belahan dunia lain dan dijaga ketat serta dibesarkan sesuai dengan aturan yang paling ketat.
Mereka adalah lima ekor sapi dara merah murni tanpa cacat, yang belum pernah bekerja, belum pernah melahirkan, belum pernah diperah, dan belum pernah dipakaikan kuk.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sapi merah ini adalah ritual kuno yang dibawa Israel, merupakan inti dari upaya berbelit-belit oleh sekelompok Yahudi ultranasionalis untuk menghancurkan kompleks Masjid Al-Aqsha.
Dorongan ultranasionalis minoritas ini bertentangan dengan keilmuan Yahudi.
Keilmuan Yahudi menyatakan bahwa “Kuil Ketiga” hanya dapat dibangun setelah kedatangan Mesias yang ditunggu-tunggu untuk mengantarkan “Kerajaan Tuhan”, bukan untuk mewujudkan kembalinya Mesias ke bumi.
Anggota kelompok “Gerakan Kuil” ini juga mendorong untuk melakukan ritual Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsha.
Hal ini merupakan pelanggaran terhadap larangan lama terhadap kehadiran orang Yahudi di Al-Aqsa karena kesucian situs tersebut.
Baca juga: Fakta Masjidil Aqsha yang Belum Terungkap
Hubungan Sapi Merah Texas dengan Al-Aqsha dan Kuil Yahudi
Warga Palestina selama beberapa dekade mengkhawatirkan upaya Israel untuk mengambil alih Al-Aqsha.
Ketakutan ini semakin akut sejak tahun 1967 ketika Israel secara ilegal menduduki Yerusalem Timur serta Tepi Barat dan Gaza setelah perang tahun 1967.
Menurut alasan organisasi Yahudi ultranasionalis seperti Temple Institute, “Kuil Ketiga” tidak dapat dibangun sampai Al-Aqsa dihancurkan dan kompleks tersebut dimurnikan.
Bersama dengan pakaian, peralatan dan ratusan pria dari garis keturunan tertentu.
Pemurniannya dilakukan melalui campuran abu sapi merah yang dikurbankan, benang merah, kayu cedar dan hisop dengan mata air segar.
Kemudian dikumpulkan oleh anak-anak suci ritual yang dilahirkan dan dibesarkan dalam kondisi tertentu.
Campuran abu ini diyakini tetap efektif hingga 100 tahun dan dapat dicampur dengan mata air sesuai kebutuhan.
Pencarian sapi merah murni ini bukanlah hal baru dan telah menjadi tujuan utama Temple Institute sejak didirikan pada tahun 1987, dengan upaya penggalangan dana untuk membiakkannya.
Ada indikasi bahwa Gerakan Kuil sedang bersiap untuk mengorbankan seekor sapi merah dengan dukungan pemerintah Israel, menurut LSM Israel Ir Amim.
Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Israel mengabaikan protokol ketika awalnya meminta izin untuk mengimpor sapi merah.[Sdz]