ChanelMuslim.com – Hari Pengungsi Sedunia merupakan waktu yang tepat untuk melihat data seberapa banyak jumlah pengungsi global agar bisa menumbuhkan semangat kita dalam berpartisipasi membantu para pengungsi.
Sebanyak 10.184 pengungsi dan 3.313 pencari suaka dari berbagai belahan dunia berada di Indonesia.
Data ini dikeluarkan oleh UNHCR dalam laporan statistik bulanan Maret 2021. Dari data ini, total populasi berjumlah 13.497 individu dengan 7.956 kasus.
Baca Juga: Menjadi Muslim Setelah Bertemu Pengungsi
Ada 27 Persen Pengungsi Anak-anak dari Berbagai Belahan Dunia
Data menunjukkan bahwa terdapat 27 persen pengungsi anak-anak, 71 persen dewasa, dan 2 persen manula.
Pada akhir Maret, sebanyak 3.655 anak-anak terdaftar dengan UNHCR, termasuk 3.545 anak dalam keluarga dan 73 anak yang tidak didampingi oleh orang tua atau keluarga.
Selain itu, ada 37 anak yang terpisah dari orang tuanya, tetapi menetap bersama orang tua asuh dewasa.
Melihat banyaknya pengungsi anak-anak, UNHCR berusaha memastikan semua anak terdaftar sebagai pengungsi di bawah umur agar mendapatkan akses terhadap pendidikan.
Sampai bulan Maret, sekitar 731 anak telah terdaftar di sekolah negeri yang terakreditasi.
Afghanistan menjadi negara penyumbang pengungsi terbanyak, yaitu 7.583 orang.
Sementara itu, Jakarta, Tangerang, Bogor menjadi tempat paling banyak pengungsi menetap, yaitu 7.137 orang.
Baca Juga: Pengungsi Palestina di Libanon Hidup dalam Keprihatinan
Sejarah Hari Pengungsi Sedunia
Dalam rangka Hari Pengungsi Sedunia yang diperingati setiap tanggal 20 Juni, sebagai masyarakat Indonesia, kita harus lebih meningkatkan kesadaran untuk ikut membantu dalam mengatasi krisis pengungsi global.
Dilansir unhcr.org, peringatan ini diperingati setiap tahun untuk mengakui kekuatan, semangat dan ketabahan jutaan pengungsi di dunia.
UNHCR meluncurkan kampanye #WithRefugees sejak Juni 2016 untuk mendorong setiap orang, termasuk pemerintah dan masyarakat yang menjadi tempat transit para pengungsi untuk bersama-sama menangani krisis pengungsi global.
Semangat saling berbagi tanggung jawab untuk membantu pengungsi yang membutuhkan bantuan sangatlah diperlukan.
Pada 2018 lalu, para pengungsi di sejumlah tempat di Ibukota bisa memperingati Hari Pengungsi Sedunia dengan berbagai cara.
Contohnya para pengungsi perempuan mengikuti kontes tata rias wajah dan peragaan busana.
Selain itu, terdapat juga acara di kampung Betawi yang meliputi pertunjukan ragam budaya serta multibudaya dari masyarakat lokal dan pengungsi.
Dua perempuan Indonesia tampil di atas panggung untuk membawakan tarian tradisional Betawi, diikuti dengan pertunjukan bela diri dari sekelompok anak muda dari Forum Anak.
Sementara itu, dua pengungsi Afghanistan juga tampil membawakan tarian tradisional dari negara mereka.
Semoga krisis pengungsi global bisa segera teratasi dan para pengungsi bisa kembali ke negara asalnya serta bisa menikmati hidup dengan aman, damai, dan sejahtera tanpa rasa takut. [Cms]