• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 1 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Hari Guru, ACT Luncurkan Sahabat Guru Indonesia

November 27, 2019
in Berita
74
SHARES
573
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com – Bertepatan dengan Hari Guru Nasional 25 November, Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan program “Sahabat Guru Indonesia” sebagai bentuk apresiasi tertinggi kepada para pahlawan tanpa tanda jasa. Beberapa guru dari berbagai daerah dihadirkan dalam peluncuran program tersebut. Potret kehidupan para guru pun menjadi catatan refleksi bagi pendidikan di Indonesia.

Dedi Mulyadi (37 tahun) merupakan salah satu guru prasejahtera yang mendapatkan apresiasi dari ACT berupa beaguru. Sudah 12 tahun Dedi menjadi guru honorer di kampungnya. Pekerjaan itu ia jalani walau dengan pendapatan rendah. Alasannya sederhana: sudah menjadi cita-cita Dedi untuk membangun pendidikan di desanya. Lokasi sekolah berada cukup jauh dari jalan utama Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang. Hal ini karena jalan berlapis tanah dan berbatu tajam menyulitkan mobil bergerak.

Sejak 2007, Dedi telah mengabdikan diri untuk pendidikan di kampung kelahirannya itu. Walau gajinya tak terlalu besar, Dedi mengaku menikmati pekerjaannya.

“Bapak saya dulu 20 tahun jadi guru di sini, jadi saya juga ingin meneruskan pekerjaan bapak, yaitu jadi guru di kampung sendiri. Walau selama ini honorer pun ya tak apa, yang penting anak-anak di kampung ini bisa terus sekolah,” ungkap Dedi.

Selama menjadi guru honorer di sekolah negeri, Dedi hanya mengantongi gaji 12 ribu rupiah per hari atau bila ditotal 300 ribu per bulan. Namun, gaji tersebut kadang tak selalu ia terima per bulannya. Seringkali, Dedi menerima gajinya per tiga bulan sekali karena biaya operasional sekolah yang tidak turun. Setiap harinya, Dedi mengajar di SDN Pasirlancar 2 sejak pukul 7 pagi hingga 1 siang. Di sela waktunya ini kadang ia juga merangkap mengajar di sekolah lain yang tak jauh dari SD. Di sana Dedi menerima upah Rp5 ribu per jam ia mengajar.

Walau gajinya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ia mengaku tetap bersyukur. “Ibu, istri, dan anak tahu pekerjaan dan gaji saya, tapi mereka menerima, bahkan sangat mendukung,” sebut Dedi.

Pada 25 November lalu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui program “Sahabat Guru Indonesia” merayakan Hari Guru Nasional dan mengapresiasi para guru di Indonesia. Direktur Program ACT Wahyu Novyan mengatakan, pemberian beaguru untuk guru prasejahtera merupakan implementasi program Sahabat Guru Indonesia. Melalui program ini, ACT mengajak masyarakat luas untuk ikut memberikan apresiasi terbaiknya bagi guru prasejahtera namun tetap memiliki prestasi yang membanggakan bagi sekolah dan muridnya.

“ACT sangat mengapresiasi kehadiran guru-guru berdedikasi tinggi di Indonesia, mereka telah mengabdikan diri bagi pendidikan dan kemajuan zaman, meski dengan pendapatan rendah,” ungkap Wahyu.

Potret lainnya hadir dari MI Malnu Cikarang, Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, Pandeglang. Para guru umumnya berpenghasilan Rp400 ribu per bulan. Penghasilan mereka pun diterima setiap enam bulan sekali. Sajad Setiadi (50) selaku Kepala sekolah sekaligus guru MI Malnu Cikarang menjelaskan, di sekolahnya ada tujuh orang tenaga pengajar. Mereka semua merupakan warga sekitar sekolah.

“Guru-guru di sini digaji 400 ribu rupiah, tapi harus per enam bulan karena biaya operasional sekolah baru cair di waktu itu,” jelas Sajad.

Semua guru yang mengajar di MI Malnu Cikarang merupakan perempuan. “Guru di sini perempuan semua, jadi sang suami yang bekerja utama di tempat lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” tambah Sajad.

Sementara itu, sejak tahun 2015, empat ruang sekolah mengalami kerusakan. Gempa-gempa kecil yang sering terjadi dan angin puting beliung pada tahun itu menghancurkan ruang kelas. Tiang utama penyangga atap roboh dan merambat ke ruang lain yang bersebelahan. Akibatnya, saat ini hanya dua ruang kelas yang hanya dapat digunakan, bahkan salah satu kelas kondisinya cukup memprihatinkan. Lantai telah banyak yang pecah dan berganti tanah, sedangkan meja dan bangkunya juga terbatas.

Tiap harinya, kegiatan belajar kelas 1, 2 dan 3 digabung dalam satu ruangan. Pun dengan kelas 4, 5, dan 6 menggunakan satu ruang lain. Baris duduk jadi pemisah antarkelas. Tiga guru wali kelas pun tiap harinya mengajar dalam satu ruangan. Keterbatasan dana menjadi alasan tak kunjung direnovasinya ruang kelas MI Malnu Cikarang. Dana BOS tak sanggup menutupi mahalnya biaya pembangunan, bahkan untuk gaji guru pun masih dirasa kurang di tengah meningkatnya harga kebutuhan pokok.

Sajad menyebut, biaya angkut material ke desanya cukup mahal karena medan jalan berbatu dan jauh dari pusat kota.

Kini, Sajad dan guru-gurunya hanya berharap dapat memperbaiki bangunan sekolah. Mereka ingin memberikan fasilitas pendidikan terbaik bagi siswa-siswinya. Murid di sekolah ini pun tak dipungut biaya pendidikan. Mereka belajar secara gratis. “Saya hanya ingin pendidikan anak-anak di desa saya terjamin,” harap Sajad.[ind/Amanji]

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Hari Guru, Masih Banyak Guru menjadi Korban Kriminalisasi

Next Post

Kemajuan Indonesia Ditentukan oleh Guru-guru yang Berakal Sehat

Next Post

Kemajuan Indonesia Ditentukan oleh Guru-guru yang Berakal Sehat

Dana Pendidikan 20 Persen dari APBN Tak Semuanya Dikelola Kemendikbud

Salimah Ajak Masyarakat Tinggalkan Riba

  • Persiapan Menghadapi Akhir Zaman, Kenali Keutamaan Surat Al-Kahfi

    Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil

    4013 shares
    Share 1605 Tweet 1003
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3238 shares
    Share 1295 Tweet 810
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5182 shares
    Share 2073 Tweet 1296
  • Pernikahan Fiki Naki dan Tinandrose Menarik Perhatian Publik

    73 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Muscab Salimah Bojonggede Tuai Banyak Apresiasi

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Nasi Kebuli Ayam Istimewa

    219 shares
    Share 88 Tweet 55
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7669 shares
    Share 3068 Tweet 1917
  • Bedah Kepribadian di Sekolah Pranikah, Salimah Tulungagung Ajak Peserta Mengenal Diri Sebelum Menikah

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Korban Meninggal Akibat Banjir Sumatera Bertambah Menjadi 442 Orang

    66 shares
    Share 26 Tweet 17
  • Palestina Alquds Resto and Cafe, Tempat Makan Unik di Bogor dengan Hiasan Dinding Ornamen Masjidil Aqsha

    244 shares
    Share 98 Tweet 61
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga