ChanelMuslim.com- Gerakan Nasional Sejahterakan Dai Indonesia menjadi solusi konkrit untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan dampak pada berkurangnya kegiatan dakwah yg mereka lakukan karena ketiadaan biaya, juga akibat adanya berbagai pembatasan aktivitas.
Meski sebelumnya, kondisi ekonomi mereka juga tak lebih baik. yang dirasakan para pendakwah yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Fakta tersebut disadari oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Banyak laporan berbagai ormas yang berada di bawah naungan MUI, maupun dari realitas langsung yang ditemukan di masyarakat.
Baca Juga : Kolaborasi ACT dan TNI AD Bantu Yatim Piatu Terdampak Covid-19
Gerakan Nasional Sejahterakan Dai Indonesia Bentuk Perhatian Umat Kepada Para Pendakwah
MUI berupaya untuk memberi solusi atas permasalahan kehidupan para dai dengan memuliakan mereka dengan memberikan dana kehormatan sebagai solusi operasional dakwah mereka.
Aksi Cepat Tanggap, sebagai lembaga kemanusiaan yang telah resmi berkolaborasi dengan MUI, merasa berkewajiban untuk turut mendukung dan mensukseskan gerakan memuliakan kehidupan para dai ini.
Ketua Bidang Dakwah & Ukhuwah MUI, Cholil Nafis, menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19 ini, banyak dai yang terkena dampak ekonomi.
Namun para dai tidak mungkin meminta-minta. Mereka menjaga iffah atau kehormatan sebagai seorang dai.
Beliau melanjutkan, para dai tidak akan menampakkan kekurangan. Sebab itu, orang-orang yang berkemampuan rezeki harus ikut mendukung sebaik baiknya mendukung gerakan kebaikan ini. Kerap ditemui MUI banyak guru mengaji, imam salat, marbut masjid dan dai-dai kesulitan ekonomi.
“Kami menyaksikan langsung, banyak dai di rumah tidak punya gas, tidak punya beras, tetapi saat berangkat dakwah, mereka (para dai) seakan seperti orang kaya. Mereka memakai parfum dan baju bagus,” ujarnya dalam peluncuran Gerakan Nasional Sejahterakan Dai Indonesia di Kantor MUI, Rabu (15/9/2021).
“Saya menyaksikan betul seorang dai (selama) 25 tahun merawat masjid, menjadi muazin, menjadi imam rawatib. Sampai sekarang di usia 55 tahun belum punya rumah. Seperti kemarin, kami lihat di Banten, sebulan dibayar Rp50 ribu. Kira-kira makan apa? Semua karena pertolongan Allah. Itulah yang mengetuk hati kita semua yang punya kemampuan,” tambahnya.
Cholil Nafis menegaskan, MUI mendorong kebaikan ini agar diperluas. Bukan hanya di pusat, tetapi juga merata di berbagai daerah di Indonesia.
“Jangan sampai ada ustadz atau kiai yang minta karena jebol iffahnya,” ucapnya.
Ia juga menyatakan, peluncuran Gerakan Nasional Sejahterakan Dai Indonesia hari itu menjadi syiar dakwah.
“Ulama bisa menyampaikan ini, tetapi kami butuh teman-teman di ACT untuk menyampaikan juga di lembaga-lembaga amil, lembaga filantropi lain. Jadi harus ada yang merealisasikan. Mudah-mudahan niat kita ini oleh Allah swt dirahmati, diberikan kelancaran, diberikan keamanahan. Amanah dalam mengemban ilmu, dalam kesehatan, dalam kesempatan yang diberikan kepada kita,” tegas Cholil.
Baca Juga : Penuhi Kebutuhan Makan Masyarakat, ACT Luncurkan Food Careline Services
Dalam kesempatan yang sama, Aksi Cepat Tanggap memberikan dukungan kepedulian MUI kepada dai dengan bantuan biaya hidup untuk 1.000 dai dan bantuan operasional untuk 1.000 pesantren di tahap awal.
Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin menjelaskan, masyarakat Indonesia harus memposisikan dai di tempat yang terhormat. Harus diyakini, bahwa Indonesia saat ini merupakan karya para dai.
“Ini adalah bantuan kehormatan. Karena para dai adalah orang-orang terhormat yang harus dimuliakan,” kata Ahyudin.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dai yang hanya dilihat sebagai guru mengaji. Secara kebangsaan, peran dai lebih dari itu, dai menjadi pemersatu bangsa. Senantiasa membina umat dalam kehidupan beragama.
Oleh karena itu, ACT mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan ini melalui berbagai bentuk dukungan yang bisa turut membantu mensejahterakan para dai. [wmh]